Brilio.net - Setiap orang wajib mampu menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Namun tak semua orang mampu menjadi pemimpin bagi orang lain. Nah, menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of Experimental Psychology, salah satu ciri orang yang bagus dalam memimpin adalah yang memiliki mulut besar.

Sebagaimana dikutip brilio.net dari laman PsyPost, Sabtu (9/4), ada bukti substansial bahwa penampilan fisik berpengaruh pada pemilu. Studi menunjukkan bahwa orang-orang tersebut memilih calon pemimpin tanpa mengenal lebih jauh, hanya dengan melihat wajah kandidat pemimpinnya! Namun begitu, disebut-sebut karakteristik orang bersangkutanlah yang membuat wajah orang tersebut terlihat berpotensi sebagai pemimpin. Kendati hal ini cukup sulit dipahami.

Daniel Re dan Nicholas Rule, dari University of Toronto, Ontario, Kanada, mencoba membuat studi eksperimental dan naturalistik yang fokus mengukur lebar mulut pemimpin. Dalam jenis laki-laki primata nonmanusia, ukuran lebih besar pada gigi taring terkuat dengan agresi fisik lebih besar. Kemungkinan sukses mencapai posisi dominan dalam hierarki sosial pun juga besar.

Pada manusia, mulut lebar ditentukan oleh ukuran relatif dari gigi taring. Jadi, para ilmuwan menduga bahwa persepsi manusia terhadap kualitas kepemimpinan alami memiliki dasar evolusi kepemimpinan yang ada pada zaman nenek moyang primata zaman dahulu. Nah, mulut lebar dikaitkan dengan jenis kepribadian yang dominan dalam hal kepemimpinan.

Studi tersebut dilakukan sebanyak tiga kali. Studi pertama, peneliti menyuguhkan 48 sampel pria dan wanita yang direkrut di internet dengan serangkaian 50 foto pria. Mereka diminta menilai tentang bagaimana masing-masing orang di foto tersebut sukses menjadi seorang pemimpin. Wajah dengan mulut yang lebih luas dinilai peserta penelitian berpotensi menjadi pemimpin sukses.

Untuk menjelaskan perbedaan dalam fitur wajah lainnya di antara foto-foto tersebut, para peneliti mencoba mengedit foto-foto wajah tersebut, termasuk memanipulasi lebar mulut. Sebanyak 30 orang, baik pria maupun wanita mengevaluasi versi mulut lebar dan sempit tersebut. Mereka tetap memilih foto wajah bermulut lebar sebagai pemimpin.

Studi kedua dan ketiga akhirnya menunjukkan lebar mulut para pebisnis dan politikus andal dunia nyata dan disoroti tentang keberhasilan mereka. Pertama, partisipan disuguhi foto-foto para 25 CEO bisnis top Amerika Serikat pada tahun 2005. Penelitian tersebut juga menilai korelasi antara lebar mulut tokoh-tokoh itu dengan ukuran keuntungan tahunan perusahaan mereka selama periode lima tahun. Ada kecenderungan signifikan untuk para CEO dengan mulut besar yang memiliki perusahaan dengan banyak keuntungan.

Selanjutnya, para peneliti menyodorkan foto-foto calon di Senat Amerika Serikat dan gubernur antara tahun 1995 dan 2006. Ternyata, ada kecenderungan kecil anggapan untuk mereka yang bermulut besar menang dalam pemilihan Senat, namun tak begitu adanya pada pemilihan gubernur.

Dengan demikian, para peneliti mengambil kesimpulan bahwa orang dapat mengaitkan mulut lebar dengan tipe kepemimpinan yang bagus. Bagi mereka mulut lebar mencerminkan karakteristik fisik yang penting dalam membangun dominasi sosial sejak zaman nenek moyang. Meskipun itu tidak berarti faktor yang paling penting menentukan siapa yang mencapai keberhasilan kepemimpinan, tampaknya ada bukti bahwa orang-orang terus menanggapi aspek penampilan wajah, walaupun mereka tak menyadarinya.

Dari hasil studi ini, berniatkah kamu bercermin dan menilai mulutmu lebar apa nggak?