Brilio.net - Mencari kos itu memang seperti mencari pacar, alias gampang-gampang susah. Ketika sudah cocok harganya, namun ternyata kamarnya tidak cocok. Ada yang ibu kosnya asyik tapi harganya selangit. Namun mendapat kos dengan harga murah dan dekat dengan kantor ternyata didapatkan oleh Lenka, yang hijrah dari Jogja ke Jakarta Selatan pada 2006. Ketika itu Lenka bekerja sebagai wartawan di salah satu media nasional di Jakarta.

Pilihan Lenka jatuh pada kos tersebut karena bapak dan ibu kosnya adalah orang asli Jawa Tengah yang sudah lama di Jakarta. Selain itu pertimbangan Lenka adalah harganya murah dan sangat dekat dengan kantor sehingga cukup berjalan kaki saja. Apalagi saat itu tersisa dua kamar kosong. Sehingga Lenka bersama kawannya Maya yang sekantor bisa tinggal satu kos.  

"Ibu kos itu anaknya ada tiga, yang dua terakhir itu perempuan semua dan mereka baik. Jadi sangat nyaman tinggal di kos tersebut," ujar Lenka kepada brilio.net melalui layanan story telling bebas pulsa di nomor 0-800-1-555-999, Selasa (23/2)

Beberapa bulan tinggal di sana Lenka merasa sangat betah. Namun kekhawatiran mulai muncul saat anak sulung ibu kos pulang dari merantau di Sumatera. Sebut saja namanya Roni, lelaki berusia 30an yang memiliki kepribadian sedikit aneh.

"Selama ini ibu kos memang selalu cerita bahwa anak laki-lakinya ini nakal tapi tidak menjelaskan nakalnya yang bagaimana. Awalnya sih saya nggak takut, cuma si Maya yang ketakutan setengah mati karena mas Roni ini suka ngomong ngelantur," lanjut Lenka

Pernah suatu malam sekitar pukul 02.00 dini hari, tiba-tiba Roni mengetuk pintu kamar Lenka. Dengan terkantuk-kantuk Lenka membukakan pintu, ternyata Roni ingin mengajak ngobrol. Awalnya obrolan mereka adalah seputar sepakbola, karena Lenka juga penggemar bola maka ditanggapilah obrolan si Roni.

"Tapi makin lama makin ngelantur. Dengan pedenya tiba-tiba dia cerita 'Tahu nggak tadi gue naik bis ya. Masa satu bis tiba-tiba naksir sama gue semua. Sumpah Len, gue nggak bohong. Semuanya naksir sama gue. Gue emang keren abis kali ya?'," kata Lenka menirukan ucapan Roni.

Merasa obrolannya sudah tidak wajar Lenka pun pamitan mau tidur. Keesokan harinya, Maya yang diberitahu kejadian tersebut jadi semakin ketakutan. Mereka meminta bapak kos membuat pintu di lorong arah kamar mereka agar Roni tidak bisa asal masuk ke sekitar kamar mereka. Permintaan itupun dituruti oleh bapak kos. Setelah kejadian tersebut, keadaan kos cukup tenang hingga suatu hari ada peristiwa menghebohkan.

"Mas Roni dikejar-kejar bapak kos, sementara ibu kos menangis jerit-jeritan. Ternyata waktu itu Mas Roni membakar kasur di kamarnya yang berjarak kira-kira tiga meter dari kamar kami. Api dan asap membumbung tinggi sampai akhirnya berhasil dipadamkan dibantu warga," cerita wanita lulusan pascasarjana Monash University ini

Semalaman Roni tidak pulang karena takut oleh ayahnya. Dari situlah Lenka tahu bahwa kejiwaan dan gangguan otak Roni terjadi gara-gara masa mudanya dihabiskan untuk minum minuman keras dan memakai narkoba. Selama tujuh bulan kos di sana, Lenka pun akhirnya pindah karena harus melanjutkan studi di Australia.

Cerita ini disampaikan oleh Lenka melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!