Brilio.net - Masyarakat Indonesia belum lama ini diramaikan atas pemberitaan "Iron Man Indonesia" di Bali bernama I Wayan Sutawan. Wayan mengaku terkena stroke pada Agustus 2015 yang menyebabkan tangan kirinya lumpuh.

Untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan tangan kirinya, I Wayan sudah berobat ke dokter, dan dokter tidak bisa menjelaskan kenapa tangannya lumpuh. Tidak ada bukti klinis dari dokter yang memeriksa I Wayan kala itu, yang menyatakan tangannya lumpuh karena kadar kolesterol dan tekanan darahnya normal.

Setelah beberapa bulan didiagnosa mengidap stroke, Wayan pun memutuskan untuk merakit sendiri tangan robot dari besi rongsokan agar mampu menggerakkan kembali tangan kirinya. Wayan mengaku bahwa tangan robot ini tersambung ke kepala dan bisa dikontrol oleh pikirannya.

Belakangan, setelah ramai diberitakan, banyak pengakses dunia maya yang mulai meragukan kebenaran alat "Iron Man Indonesia" tersebut. Bagi banyak orang, klaim yang I Wayan sampaikan cukup sulit dipercaya karena dianggap terdapat beberapa kejanggalan yang memicu ketidak percayaan tersebut. Pendapat tentang kebenaran pemberitaan Iron Man Indonesia ini pun banyak menjadi bahan obrolan di berbagai grup di media sosial, mulai dari pegiat robotika, elektronika dan lain-lain.

Berikut brilio.net rangkum, Jumat (22/1), beberapa sanggahan netizen di berbagai media sosial, akan kebenaran alat yang disebut-sebut Iron Man Indonesia tersebut:


1. Persendian lengannya masih bisa dibilang longgar

Lengan I Wayan yang terlihat longgar

Persendian lengannya bisa disebut longgar, terlihat saat ia memasang lengannya. Tapi kejanggalannya respons ke pergerakan tangannya cepat dan pasti tidak salah gerak. Hal ini dinilai tidak mungkin. Ibarat tarikan motor yang rantainya kendor dan yang pas, tentu tarikannya akan berbeda. Begitu juga halnya dengan lengan ini.

2. Gear yang berada di luar dan bisa dibongkar pasang

I Wayan sedang melepas gear alatnya

Gear banyak berada di luar dan bisa dibongkar pasang dengan mudah, tanpa alat bantu apapun. Tapi gerakannya begitu cepat dan leluasa, tanpa lepas saat dioperasikan.

3. Pergerakan tangannya terlalu biologis


Gerakan tangan yang sangat halus

Di mana-mana benda mekanis selalu memiliki gerakan yang masih kaku. Banyak terjadi jeda pergerakan walaupun hanya beberapa milidetik. Ada yang membandingkannya dengan Asimo.

Asimo adalah perusahan milik Honda yang membuat banyak robot, di mana Asimo tersebut dikembangkan langsung oleh orang-orang ahli dengan sarana mendukung, tapi gerakannya juga masih benar-benar terasa.

Sedangkan jika melihat video gerakan tangan I Wayan, gerakannya sangat leluasa dan persis tangan asli yang masih berjalan normal.

4. Sensor otak


Sensor otak I Wayan 

Banyak yang berpendapat, bahkan untuk perusahaan-perusahaan teknologi besar saja, dengan sarana yang benar-benar mendukung untuk riset ke teknologi ini, masih belum mampu menwujudkannya. Selain itu, untuk teknologi sensor ini dalam ruang lingkup pengembangannya, sudah menggunakan teknologi nano. Sehingga teknologi seperti ini dinilai tidak masuk akal bisa dilakukan secara autodidak. Apalagi spare-part yang digunakan dari barang bekas.

5. Tidak ada gear di bahu

Tidak ada gear di bahu

Jika tangan benar-benar lumpuh dari atas. Berarti seharusnya gearnya sudah dimulai dari bahu. Namun faktanya pada alat I Wayan yang disebut Robot EEG hampir tidak ada gear di persendian sama sekali. Padahal persendian merupakan bagian paling vital. Persendian di bahu ke lengan atas memiliki perputaran hampir 180 derjat.

6. Jari I Wayan bisa bergerak

Jari-jari I Wayan tetap bisa gerak dan genggam batang logam. Tapi masih tidak ditemukan tulang-tulang mekanis yang diguanakan untuk diikat ke jari-jarinya. Malahan hanya ada sarung tangan longgar yang tak diketahui apa komponen dalamnya.

DOKTER MASALAH STROKE DI SUKABUMI JUGA MENGOMENTARI SOAL ALAT INI, SIMAK PENJELASANNYA DI HALAMAN BERIKUT.......

2 dari 2 halaman

Tidak hanya dari segi teknologi. Dari sisi medis, berita ini pun mendapat sorotan. Arga Aditya, salah seorang dokter di Sukabumi yang biasa menangani masalah stroke dan kelemahan anggota gerak, mengatakan jika teknologi Robot EEG ini sangat hoax. Berikut alasannya:

1. Neurologis merupakan pengetahuan yang kompleks

Alat sensor I Wayan

Proses motorik menggerakkan tangan itu merupakan masalah neurologis yang kompleks. Tidak bisa diselesaikan oleh "sensor" seperti yang dikatakan I Wayan. Butuh sensor yang bisa menerima semua sinyal saraf dari berbagai arah.

2. Alat tersebut sebenarnya hanya exoskeleton

Contoh exoskeleton

Jika dilihat dari desainnya, alat tersebut hanya dibuat untuk mengangkat bahu dan lengan saja. Tetapi pada beberapa video ini terlihat jari-jari lengannya masih bisa bergerak bebas.

"Seharusnya jika lengannya betul lumpuh atau mengalami kelemahan otot, jari-jarinya juga harusnya mengalami lumpuh atau kelemahan otot, tapi pada kasus ini tidak," ujar dokter muda tersebut.

3. Sinyal alat yang cangih dari sinyal syaraf otot bukan dari otak

Alat yang disebut I Limb

Teknologi saat ini yang mendekati alat gerak otomatis adalah adalah i-limb dari Amerika yang bekerja dengan mencari sinyal saraf dari otot, bukan dari otak.

Argumen-argumen tersebut, tidak berarti banyak orang tidak menghargai kreativitas dan inovasi sesama warga Indonesia. Namun tentu tidak ada yang ingin bergembira dengan hal yang ternyata bias. Kalau kamu? Apakah punya pendapat lain?