Brilio.net - Hingga saat ini kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan masih terjadi. Termasuk di Nyaru Menteng Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Namun Sutopo Purwo, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengatakan saat ini lahan bekas kebakaran sudah ditanami kelapa sawit.

"Lahan bekas kebakaran di Nyaru Menteng Palangkaraya sudah ditanami kelapa sawit. Habis bakar terbitlah sawit," kata Sutopo, Rabu (21/10) melalui akun Twitternya.

Netizen pun dibuat geram dengan kelakuan penanam pohon sawit ini. Banyak orang mengecam aksi penanam sawit yang diduga sebagai pihak yang terlibat dalam pembakaran hutan. "Selidiki dong pak siapa yang tanam sawit, berarti mereka itulah pelaku kebakaran, jangan mau enaknya sendiri, orang lain yang kena asap," kata akun @NurulDwiasih.

Foto unggahan Sutopo pun ramai disebarkan dan dikomentari. Salah satunya oleh akun @Joko Intarto

"DUIT memang bisa membuat apa saja. Termasuk menumbuhkan pohon pada saat lahan dilaporkan terbakar dan asapnya menimbulkan gangguan saluran pernapasan puluhan, bahkan ratusan ribu orang. Inilah foto pohon ajaib yang bernama SAWIT itu. Hebatnya pohon ini, tumbuh pada saat kebakaran hutan terjadi. Pada saat semua orang tidak berani keluar rumah. Saat semua pelajar tidak berani masuk sekolah.

Saat itulah pohon ajaib itu mulai bersemi. Ketika asap perlahan pergi, si sawit sudah cukup tinggi. Republik ini memang tempat nyaman bagi gerombolan maling dan begundal. Ada yang menjadi pengusaha. Ada yang jadi aparat pemerintah. Politisi. Juga aparat keamanan. Mereka bergotong royong merampok tanah-tanah negara, hutan-hutan rakyat.

Layakkah asap kebakaran hutan disebut bencana nasional? Tidak. Asap itu hasil kejahatan lingkungan. Asap itu kesengajaan. Sebuah tindak pidana yang direncanakan. Bohong kalau pemerintah dan aparat keamanan sampai tidak bisa menangkap para pelakunya. Sawit itu tidak tumbuh sendiri. Menanam ribuan hektar juga tidak bisa selesai dalam sehari," tulis Joko.