Brilio.net - Untuk mengindikasikan seseorang 'cerdas' tak bisa hanya dengan hasil tes intelligence quotient (IQ) saja. Para ilmuwan merumuskan bahwa kecerdasan terdiri dari berbagai aspek. Nilai IQ saja tidak cukup akurat untuk hal ini. Seorang psikolog asal Inggris Charles Spearmen pada 1904 memperkenalkan general intelligence atau 'faktor g' yang menjelaskan fenomena anak-anak yang memiliki kecenderungan melakukan suatu pekerjaan dengan baik dan lebih unggul dibanding yang lain. 

Dikutip dari Science Alert, untuk menemukan faktor g, tes yang harus dilakukan antara lain adalah matematika, sains, dan kemampuan membaca. Pihak yang telah memiliki nama dalam penyelenggaraan tes ini antara lain adalah TIMSS dan PIRLS dari US National Centre for Education Statistics untuk menilai kemampuan kerja anak kelas 4 Sekolah Dasar. Ada pula PISA yang mengukur kompetensi anak usia 15 tahun  untuk aspek membaca, sains, dengan fokus pada matematika.

Negara-negara ini diklaim penghasil putra putri tercerdas


Menurut studi PISA keluaran 2012, pelajar dari Shanghai, Tiongkok merupakan yang terbaik di seluruh dunia. Skor matematika, membaca, dan sains mereka di atas rata-rata. Anak-anak super cerdas berikutnya berasal dari Singapura, Hongkong, Jepang, Korea, dan Finlandia.

Sementara itu, berdasarkan TIMSS dan PIRLS rilisan 2011, Singapura menempati posisi teratas.  Kemudian diikuti Hongkong, Tiongkok, Taipei, dan Finlandia.

Kurikulum yang bervariasi di berbagai negara turut memengaruhi hasil ini. Di setiap negara yang telah disurvei pun, belum semua anak bisa mengenyam pendidikan formal.