Brilio.net - Jaranan-jaranan jarane jaran teji

(Berkuda, berkuda, kudanya tinggi besar)

sing nunggang Ndara bei, sing ngiring para abdi

(yang menaiki tuan besar, yang mengiring para abdi)

jeg jeg nong..jeg jeg gung, jrek ejrek turut lurung

(jeg-jeg nong, jeg-jeg gung, prok prok menyusuri jalanan)

gedebug krincing gedebug krincing, prok prok gedebug jedher

(gedebug krincing gedebug krincing, prok prok gedebug jedher)

Lagu itu biasa dinyanyikan saat bermainan permainan jaranan. Permainan ini sudah sangat jarang dimainkan anak-anak zaman sekarang. Hanya lagunya yang masih lumayan sering didengarkan karena masih sering diputar. Hanya segelintir yang pernah tahu hingga merasakan sensasi bermain jaranan. Banyak permainan tradisional lainnya yang sudah jarang dimainkan seperti kelereng, dakon dan sebagainya.

Bagaimana dengan nasib perajin dan penjual mainan-mainan tradisional jaranan? Apakah tergusur dan kalah pamor dengan mainan elektronik serta mainan berbahan dasar plastik?

Di sebuah toko mainan tradisional depan area parkir Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, mainan jaranan masih bisa dijumpai. Tapi, toko ini sepi pembeli.

Saat brilio.net menyambangi toko tersebut pada Rabu (25/3), suasana toko memang sedang tutup dalam beberapa hari terakhir, akan tetapi masih ada pajangan mainan tradisional yang tergantung di depan toko. Ya setidaknya ini menunjukkan permainan jaranan masih ada denyutnya, meski sangat lambat.