Brilio.net - Miris, itulah perasaan yang disematkan kepada guru honorer di Indonesia. Sebagian besar dari mereka terpaksa berjuang dengan penghasilan yang sangat minim, atau di bawah Rp 500.000 perbulannya. Bahkan gaji tersebut masih jauh di bawah upah buruh sekalipun.

Rini Wulansari (25) adalah salah satu guru honorer yang mengajar di salah satu SD di Yogyakarta. Wanita lulusan Fakultas Ilmu Keolahragaan ini mengaku berpenghasilan Rp 200.000 sebulannya. Padahal hampir setiap hari dia berangkat ke sekolah untuk mengajar anak-anak.

"Kadang saya sedih, orangtua sudah menguliahkan saya mahal-mahal tapi saat ini saya belum bisa membalas jasa mereka karena kendala dana. Justru saya yang masih merepotkan orangtua sampai saat ini," ujar Rini ketika ditemui brilio.net, Senin (30/3).

Sama halnya dengan Agus Rahmayadi (27), dia bahkan harus mengajar di beberapa sekolah untuk segera memenuhi jam mengajar sebanyak-banyaknya. Dalam sebulan Agus hanya menerima gaji sebesar Rp 450.000 sebulan, dari total mengajar di tiga sekolah.

"Saya makin stres, orangtua pacar udah nyuruh nikah. Tapi dengan gaji segitu mau saya kasih makan apa dia." kata Agus sambil tertawa miris.

Perjuangan Rini dan Agus tak sampai di situ saja, guru honorer bahkan tak pernah menerima fasilitas beragam seperti kartu tunjangan sosial dari pemerintah. Alhasil, mereka kerap bingung menutupi biaya ke dokter saat anggota keluarganya sakit. Padahal keberadaan guru honorer sudah diamanatkan oleh undang-undang, mereka benar-benar pahlawan tanpa tanda jasa.

Nasib guru honorer, pasrah cuma berpenghasilan Rp 200 ribu per bulan