Brilio.net - Kamu pasti pernah merasa sedih, kecewa, marah, atau stres pada waktu tertentu. Lantas, orang-orang di sekelilingmu akan mengatakan pernyataan klise "Sabar, ya!" atau "Sudah, jangan terlalu dipikirkan. Kamu harus semangat lagi." Heloooo, apakah segampang itu kalau sudah disakiti begitu dalam oleh orang-orang terdekatmu?

Nggak selamanya reaksi psikologis yang negatif itu keliru. Sebuah artikel pada tahun 2009 dalam jurnal American Psychologist, hal itu disebut sebagai neurosis.

Neurosis atau psikoneurosis adalah istilah umum yang merujuk pada perilaku dan kecenderungan untuk merespons dengan emosi negatif terhadap ancaman, kondisi yang membuat frustrasi, atau kejadian buruk lainnya. Tapi tidak seperti psikosis atau kelainan kepribadian, neurosis tidak mempengaruhi pemikiran rasional. Jadi, dapat dikatakan neurosis adalah gangguan emosional cukup ringan.

Penelitian menunjukkan bahwa neurosis terkait dengan berbagai gangguan fisik dan mental, serta harapan hidup singkat. Sehingga, kamu memilih hidup dengan aman dan nyaman demi terhindar dari label kamu terkena gangguan mental dan memiliki kemungkinan hidup lebih lama. Apa kamu nggak bosan hidup datar-datar aja?

Well, guys, penelitian lain justru bilang kamu perlu sesekali merasakan yang namanya neurosis. Berikut alasannya seperti dikutip brilio.net dari elitedaily.com, Selasa (14/4).

1. Kamu selalu tahu kapan harus memutuskan sesuatu
Ketika kamu dalam kondisi merasakan gejala neurosis, nggak ada yang akan terlewat olehmu. Pasalnya, kamu akan selalu waspada dan menyadari hal-hal kecil. Kamu juga berkomitmen untuk menyelesaikan permasalahan yang kamu hadapi. Orang yang payah dalam mengerjakan pekerjaan adalah musuh utamamu.

2. Kamu bisa menggunakan rasa mudah cemasmu untuk sebuah keuntungan
Menurut Nicholas A Turiano dari Department of Psychiatry di University of Rochester Medical Center, neurosis adalah keterkaitan antara kecemasan dan efek negatif terhadap kesehatan.

Tapi ternyata, di sisi lain rasa cemas juga bisa berkaitan dengan perbaikan kesehatan dan lebih bahagia. Misalnya saja, kamu cemas akan menjadi gemuk dan terserang penyakit kalau memakan makanan tidak sehat. Nah, rasa cemas itu akan mengarahkan kamu untuk mengambil tindakan memulai gaya hidup sehat. Kamu mulai olahraga, menyeleksi asupan makanan yang masuk ke tubuh, dan tindakan-tindakan lainnya.

3. Kamu selalu berasumsi tentang kemungkinan terburuk, membuatmu lebih mudah bahagia karena (misalnya) terhadap kejutan yang datang tiba-tiba
Kamu yang mudah merasa khawatir atau berprasangka buruk terhadap sesuatu yang akan kamu kerjakan, lebih mudah bahagia ketika fakta yang kamu dapatkan justru menggembirakan. Dengan begitu, kamu lebih bersyukur dan bisa memotivasimu untuk berpikir positif ke depannya.

4. Kamu mengenal dirimu sendiri dengan baik
Kamu yang mudah sekali cemas, panik, atau marah pada suatu waktu karena hal tertentu, akan mempelajari 'sistem' ini pada waktu yang lain. Artinya, kamu memahami dirimu sendiri kapan akan bereaksi seperti itu kala memang dihadapkan pada situasi yang memicu respons-respons tersebut.

5. Kamu memiliki IQ tinggi
Penelitian di SUNY Downstate Medical Centre, New York, yang melibatkan 42 partisipan, mendapati bahwa partisipan dengan level kecemasan tinggi memiliki IQ lebih tinggi jika dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat kecemasan rendah.

Penelitian lain dari Ontario's Lakehead University menemukan bahwa orang dengan kecemasan memiliki kemampuan lebih baik dalam verbalnya daripada orang lain yang tingkat kecemasannya rendah.

6. Kamu orang yang peduli pada orang lain
Kamu sering cemas terhadap keselamatan dan kesejahteraan orang-orang terdekatmu? Itu bagus. Rasa cemas membuatmu memiliki keterikatan emosional dengan mereka.

Semenjengkelkan kamu sebagai orang dengan gejala neurosis, kamu tetap menjadi teman yang bisa diandalkan. Lebih bagus lagi jika kamu memiliki banyak teman, justru bisa membantumu untuk mengatasi rasa cemas, panik, dan gejala neurotis lainnya.

7. Kamu punya banyak energi
Apa yang kamu lakukan ketika panik? Bergerak mondar-mandir kayak setrika, bukan? Kamu justru merasa semakin panik tak keruan manakala justru diam saja. Inilah yang menunjukkan bahwa rasa panik membuatmu punya banyak energi. Maka nggak heran dong, kalau maling tertangkap basah mencuri, maka dia berlari tunggang langgang karena panik dan ketakutan. Kalau nggak lari, habis sudah riwayatnya.

8. Kamu lebih produktif
Orang dalam kondisi mengalami gejala neurosis dikenal sebagai orang yang mudah mengargumentasi, melakukan segalanya secara terorganisir, dan membuat perencanaan fantastis.

Katakan saja orang yang cemas kala melihat ruang berantakan. Dia akan segera merapikan ruangan sehingga terlihat rapi dan sedap dipandang.

Contoh sederhananya adalah ketika tenggat waktu tugasmu adalah besok, maka malam ini kamu akan lembur mengerjakan tugasmu sampai tuntas. Terlepas dari tindakan ini bukan contoh yang bagus, pada akhirnya rasa cemasmu bikin kamu mau mengerjakan tugas, bukan?

9. Kamu tidak melakukan tindakan-tindakan bodoh
Well, ketika kamu merasa cemas, panik, atau bahkan takut terhadap sesuatu atau situasi tertentu, kamu akan belajar untuk tidak mendekati hal-hal yang berkaitan dengan 'ancaman' tersebut. Kamu berusaha selalu waspada tidak melakukan tindakan yang berpotensi membuatmu malu atau bahkan merugikanmu.

Oke guys, selalu pandang sesuatu dari sisi positif, ya!