Brilio.net - Berawal dari keresahan melimpahnya limbah bulu ayam yang tidak dimanfaatkan, Muhammad Ridlwan, dosen teknik mesin sekaligus peneliti dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, mengambil peluang tersebut dengan memanfaatkannya sebagai bahan penguat pembuatan genteng.

Selain bahan bakunya melimpah, genteng dari bulu ayam juga memiliki banyak keunggulan dibandingkan genteng biasa. Di antaranya lebih ringan, lebih kuat dan lebih tahan air.

Kebiasaan orang Indonesia yang gemar mengonsumsi ayam, menjadikan keberadaan bulu ayam juga semakin banyak. Sayangnya banyak orang tidak memanfaatkan potensi ini, mereka justru membuangnya ke sungai yang tak jarang menyebabkan aliran sungai tersendat.

Tidak demikian dengan Ridlwan, ia justru memanfaatkan bulu ayam sebagai bahan baku penguat genteng. Dengan memanfaatkan resin, bulu ayam dicampur dan dicetak menjadi genteng. Hasilnya genteng tersebut memiliki banyak keunggulan dibandingkan genteng biasa, di antaranya lebih ringan, lebih kuat dan lebih tahan air.

Selain ramah lingkungan, bulu ayam memiliki keunggulan menyerap panas, jadi genteng berfungsi seperti jaket, mirip seperti prinsip dasar bulu ayam yang melindungi kulitnya, ujar Ridlwan pada brilio.net.

Lebih kuat dan tahan air, genteng bulu ayam kalahkan genteng biasa

Muhammad Ridlwan (penemu genteng bulu ayam)


Ridlwan menambahkan, meski genteng bulu ayam ini lolos bahkan unggul di berbagai uji coba, penemuannya tersebut masih membutuhkan penyempurnaan, terutama terkait ketahanannya terhadap sinar UV dari matahari.

Karena menggunakan resin, maka rentan terhadap degradasi akibat UV sinar matahari. Untuk itu ke depan kami akan berinovasi dengan melapisi genteng menggunakan semen tipis, katanya.

Dengan begitu, Ridlwan berharap temuan hasil kolaborasinya dengan mahasiswa tersebut, bisa lebih sempurna, kokoh, ringan serta tahan terhadap air dan panas.