Brilio.net - Pekerjaan yang identik dengan pria, kini sudah mulai banyak dikerjakan wanita. Kondektur bus, misalnya. Pemandangan ini juga bisa ditemui di Jogja.

Ratna (28), salah satu kondektur bus wanita pada perusahaan otobus jurusan Yogyakarta-Purwekerto, AKAP Efisiensi mengaku telah menekuni profesi ini sejak 2008 silam. Ia tidak kaget lagi dengan lingkungan terminal dan bus.

Namun karena pekerjaan ini banyak dihuni kaum pria, maka mau tidak mau ia harus mengerjakan pekerjaan ini layaknya seorang pria. Salah satu tugas yang ia anggap berat adalah mengganti ban bus, mendongkrak bus, sampai harus berlari mengejar bus ketika menurunkan penumpang.

Bagi ibu dua anak ini, pekerjaan yang ia jalani merupakan kebutuhan untuk menafkahi keluarganya. "Seandainya ada pekerjaan yang lebih baik buat saya, tentu saya akan memilihnya," ujarnya kepada brilio.net, selasa (1/9).

Kondektur ayu ini terbiasa mendongrak hingga mengganti ban bus

Keberadaan beberapa wanita yang seprofesi dengannya membuat Ratna merasa lebih nyaman, meski terkadang ia harus menyikapi ocehan kasar supir atau pria-pria yang ada di terminal. Ratna menyadari ini semua sudah menjadi risiko dari pekerjaannya dan ia paham bagaimana harus menyikapinya. "Alhamdulillah, ketika saya berlaku baik, orang-orang di terminal ini juga secara umum bersikap baik kepada saya," terangnya sembari tersenyum.

Perlu kekuatan mental untuk menghadapi beratnya pekerjaan ini. "Pekerjaan ini melelahkan, meskipun saya duduk di dalam bus dalam perjalanan Jogja-Purwokerto. Tapi lama-lama saya jadi terbiasa," akunya. "Tetapi untungya pekerjaan ini tidak membosankan, karena saya selalu mendapatkan pemandangan baru setiap harinya."

Keberadaan pekerja perempuan di ranah yang sebelumnya didominasi laki-laki ini memberikan suasana berbeda. Beberapa obrolan di lingkungan tersebut menjadi semakin halus dan ramah. Tentunya, penumpang juga merasakan kenyamanan tersendiri atas hadirnya para pramugari bus ini yang setia menemani perjalanannya.