Brilio.net - Kios kecil milik Margono sudah sejak setahun lalu ditinggalkan. Kini Margono memilih mencari penghidupan dari profesinya sebagai tukang sol sepatu di lampu merah Jalan Adi Sucipto Solo. Tak jarang dia berkeliling demi menjaring pelanggan. Dia memilih berpanas-panas disebabkan dirinya pernah jatuh yang berujung pada kelumpuhan sejak pertengahan 2014 lalu. Tempat ini adalah tempat kerja dan sesekali juga menjadi tempatnya melepas penat di kala malam.

Menurut keterangan Agung Prio Utomo, salah seorang relawan dari Forum Amal Berbagi Sedekah Sekitar Kita (Fabsskita) yang pernah bertatapan langsung dengan Margono menyatakan, Margono sebenarnya diberi tempat tinggal di rumah ketua RW di daerah Gedongan, Colomadu, Karanganyar. Namun karena jarak rumah dengan tempat kerja yang dirasakannya terlalu jauh, maka dia memilih menghabiskan hari-hari di lampu merah tersebut. Jika naik becak pun Margono mesti mengeluarkan ongkos sebesar Rp 20.000 untuk sekali jalan.

Upaya penyembuhan sempat dilakukan, namun dokter menemui hambatan karena Margono memiliki penyakit jantung yang turut berpengaruh pada penyembuhan kakinya ini. Naasnya lagi, pihak keluarga justru tak acuh padanya sejak mengetahui kelumpuhan tersebut.

Beruntung masih ada pihak yang berbaik hati memberikan bantuan kursi roda pada Margono, sehingga dia bisa pergi-pergi tanpa perlu merepotkan orang lain. Margono kini memiliki sebuah kios baru atas bantuan beberapa pihak, namun tak setiap hari dia berdiam di sana. Margono masih lebih suka menghabiskan waktu dengan jarum dan benang sol di jalanan.

"Mbah Margono dulu dia pernah ikut perang gerilya. Terus pernah suatu ketika setelah merdeka, mungkin kurun waktu 20 atau 30 tahun lalu dia cari pengakuan sebagai pejuang dari pemerintah. Pergi ke Semarang dan beberapa tempat, tujuanya agar dapat pensiunan untuk bertahan hidup tapi nggak berhasil, karena dimintai uang," tutup Agung.