Brilio.net - Semua orang percaya kalau di setiap sekolah pasti memiliki cerita mistisnya. Bahkan saking mistisnya, cerita tentang hantu penunggu sekolah bisa menjadi urband legend yang terkenal sampai ke mana-mana. Salah satu yang paling terkenal adalah cerita tentang hantu Nancy yang ada di SMA 3 dan SMA 5, Bandung.

Dua sekolah yang berada di satu lokasi ini memiliki bentuk bangunan dengan gaya yang sangat classic, mirip seperti bentuk Museum Fatahilah yang ada di Jakarta barat. Nggak heran, bangunan ini memang didirikan pada masa kolonial Belanda. Nggak cuma indah, bangunan sekolah yang terletak di jalan Belitung No. 8 ini menyimpan banyak kisah horor yang sudah bukan menjadi rahasia lagi. Kalau malam, suasananya bisa menambah seram. Apalagi ditambah cerita mengenai hantu Nancy yang kerap kali menampakkan diri di jendela sekolah.

Hantu Nancy sendiri adalah hantu seorang noni Belanda yang cantik banget, penghuni kedua sekolah ini  yang sukses jadi trending topic warga SMA 3 dan SMA 5 dari tahun ke tahun. Ada yang mengatakan bahwa Nancy bunuh diri akibat diperkosa tapi ada juga yang bilang kalau Nancy adalah korban pembantaian yang sangat keji. Hii...

Sekolah ini memiliki tiga jendela yang selalu terbuka setiap saat. Konon kabarnya jika kamu memutari bangunan sekolah ini sebanyak tiga kali, kamu bisa melihat sosok Nancy di salah satu Jendela yang terbuka itu. Nggak cuma Nancy, cerita-cerita tentang Poltergeist atau tokoh-tokoh lain seperti hantu pastor atau perwira Belanda juga sering menampakkan dirinya  di gedung sekolah ini. Hantu Nancy juga diyakini sering menampakkan dirinya di tangga dekat aula. Beberapa orang yang melihat, mengatakan bahwa Nancy menampakkan diri di bagian atas tangga tersebut dengan darah mengalir dari salah satu sudut bibirnya.

Cukup banyak kehebohan yang terjadi akibat kemunculan hantu Nancy. Salah satunya datang dari seorang guru yang ketika itu memiliki beberapa pekerjaan sehingga baru bisa selesai ketika hari sudah mulai gelap. Sang guru yang ketakutan akhirnya memutuskan untuk menghubungi anaknya untuk menjemputnya. Karena pada masa itu belum ada ponsel, guru tersebut harus menggunakan telepon umum yang berada persis di seberang tangga. Awalnya pembicaraan berjalan lancar, tapi beberapa saat kemudian sang guru tak lagi menjawab panggilan anaknya dari balik telepon. ketika si anak sampai di sekolah, dia mendapati sang guru sudah tak sadarkan diri di dalam box telepon umum. Ternyata, ketika percakapan berlangsung, hantu Nancy muncul tepat di depan sang ibu guru, sehingga seketika dia langsung jatuh pingsan.

Cerita lainnya datang dari beberapa anak angkatan 91 yang bercerita pada waktu itu mereka sedang berada di kelas. Karena guru tak kunjung datang, mereka menghabiskan waktu dengan bermain gapleh, ketapel, sampai permainan-permainan yang bikin kelas menjadi gaduh. Tiba-tiba masuklah seorang guru dengan muka merah padam lalu memarahi mereka. Rupanya sudah sejak setengah jam sang ibu guru mencari anak-anak murid itu bahkan sampai meminta bantuan guru-guru yang lain untuk mencari namun nggak menemukannya. Yang jadi pertanyaan adalah, apakah mata dan telinga sang guru yang "ditutup" atau anak-anak itu yang "ditutup" sehingga tidak terlihat?

Hantu Nancy konon hanya bisa "diamankan" oleh Mang Ucha, pengurus sekolah sekaligus juru kunci bangunan itu. Ketika maghrib dan masih ada kegiatan di sekolah, Mang Ucha biasanya memindahkan hantu Nancy dari tempat mangkalnya di lantai atas ke tempat lain yang relatif lebih "aman". Biasanya di sekitar wc putri yang terletak di belakang SMA 3. Disalah Nancy harus menghabiskan malam dengan se-krat bir sebagai sesajen. Syarat sesajen bir ini harus dipenuhi, kalau tidak, hantu Nancy akan mengamuk. Hal ini pernah terjadi, karena lupa memberi sesajen, beberapa panitia acara mengalami kesurupan akibat hantu Nancy yang mengamuk.