Brilio.net - Abdul Qadir Jailani tumbuh menjadi orang suci terbesar di dunia Islam. Ia terkenal dengan sebutan Bare Pir Sahib (Orang Suci Agung) di kalangan kaum muslimin. Ia secara umum diakui sebagai pemurni agama dari semua pengaruh jahat yang merembes ke dalam Islam. Padanya tercermin keserasian antara syariat (ajaran agama) dan tariqat (spiritualisme).

Dikutip brilio.net dari buku Seratus Muslim Terkemuka karya Jamil Ahmad, Jumat (3/7), Abdul Qadir lahir pada 1 Ramadan 471 H dari keluarga laki-laki yang saleh asal Gilan, Iran. Ayahnya, Abu Swaleh, merupakan pribadi yang amat baik, menikah dengan seorang perempuan bernama Fatima yang sama baiknya, putra Sayyid Abdullah Saumai, seorang alim pada masa itu.

Abdul Qadir dilahirkan saat ibunya berusia 60 tahun. kelahirannya saat usia ibunya sudah lanjut itu dianggap sebagai berkah Tuhan. Diceritakan pula bahwa Abdul Qadir kecil tidak pernah menyusu pada siang hari selama Ramadan.

Diceritakan bahwa kejujurannya sudah ada sejak kecil. Pernah suatu ketika saat ia masih kecil, beberapa perampok menemukannya duduk berdiam diri di suatu sudut. Mereka bertanya, "Apakah ada sesuatu padamu?" tanya si perampok.

"Ya, saya memiliki 40 dinar," kata Abdul Qadir. Perampok itu pun seketika langsung menggeledah tempat tinggal Abdul Qadir, tapi mereka tak menemukan apapun. Perampok tersebut kemudian melaporkan perihal anak aneh itu kepada pemimpinnya.

"Katamu kau memiliki 40 dinar?" kata pemimpin perampok itu." "Ya," jawab Abdul Qadir. "Mana dia?" tanya si perampok. Seketika itu Abdul Qadir merogoh bagian jaketnya dan mengeluarkan 40 dinar. Para perampok pun tercengang dengan apa yang dilakukannya.

"Mengapa engkau tunjukkan hartamu yang berharga itu? Jika tak kau tunjukkan, tak seorang pun yang akan mencurigaimu," tanya pemimpin perampok.

"Saya diberi tahu oleh ibu saya agar jangan sekali-kali berbohong," jawabnya. Perampok itu pun tersentuh dengan kejujurannya sampai meneteskan air mata hingga akhirnya ia kembalikan semua harta milik Abdul Qadir.

Setelah menamatkan pendidikan selama 8 tahun di Jamia Nizamiyah, ia menjalani kehidupan rohani yang ketat, melewatkan waktunya bermeditasi, mencari kebenaran dan Tuhan. Ia akhirnya menjadi murid Syeikh Abu Said Mukhzumi, orang saleh termasyhur pada masa itu.

Syekh Abdul Qadir Jailani menempuh hidup sederhana, saleh, dan teratur. Hari-harinya dimanfaatkan dengan berkhotbah tentang prinsip-prinsip sejati Islam, sedangkan pada malam harinya ia berdoa dan bermeditasi.

Hidupnya merupakan contoh kesederhanaan, tidak mementingkan diri sendiri dan jujur. Tokoh alim terbesar yang saleh ini menghembuskan napas terakhir pada 11 Rabius Tsani 561 H dalam usia 91 tahun.

BACA JUGA:

Masalah klasik saat bulan puasa, bau mulut! Begini cara mengatasinya

Menag: Tak perlu memaksa tutup warung di bulan puasa

Begini cara menentukan awal Ramadan dan Syawal

Puasa bukan halangan berolahraga, kamu bisa melakukannya begini

5 Spot ngabuburit asyik dan murah di Yogyakarta

Di zaman Muhammad SAW, imsak ditandai selesainya bacaan quran 50 ayat

Hindari minum teh saat sahur, ini alasannya

Ini kenapa bulan dalam kalender Jawa mirip dengan kalender Hijriyah

Evolusi hijab dari masa ke masa di Indonesia, cantik dan bikin gemes

Ini proses pengamatan bulan untuk menentukan awal Ramadan dan Syawal

Ini kota di Amerika yang menerapkan hukum syariah Islam