Tidak dapat dimungkiri bahwa masih banyak anak-anak yang tidak dapat membaca Alquran dengan baik dan belum mampu membedakan huruf-huruf hijaiyah atau yang dapat dikatakan buta huruf Alquran. Kondisi inilah yang membuat lima mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) melakukan inovasi baru mengenai metode pengajaran yang kreatif dan inovatif yang akan menunjang anak-anak dalam melafalkan dan mengetahui huruf-huruf hijaiyah.  

Mereka ini adalah Firman Bhakti Bahari, Alvian Imron Rosadi, Kamal Adyasa, Purnama Akbar dan Irvan Lazuardi. Karya kreatif mereka bernama Qur'animasi. Qur'animasi ini memberikan metode belajar Alquran dengan gabungan animasi yang menyenangkan, sehingga anak-anak bisa lebih mudah memahami dan tidak bosan saat belajar.

Kini belajar Alquran bisa sambil lihat animasi, cocok untuk anak-anak

"Dengan kondisi demikian, hal yang tidak mungkin jika anak-anak jauh dari agama, lebih-lebih untuk mengamalkan agama dalam kehidupan sehari-hari," ujar Firman Bhakti kepada brilio.net, Senin (2/8).  

Proses pengerjaan dari Qur'animasi terbilang cukup cepat yaitu satu bulan. Dalam satu bulan mereka melakukan pembuatan design software dan menyurvei tempat pengajian anak yang akan menggunakan Qur'animasi sebagai salah satu media pembelajaran. Meski sibuk dengan urusan kuliah masing-masing, namun kelima mahasiswa ini senantiasa mencoba membagi waktu agar penelitian yang dilakukannya tetap berjalan dengan baik. "Sekitaran Yogyakarta setahu saya belum ada yang melakukan pengajaran dengan menggunakan digital atau animasi, rata-rata masih menggunakan iqra," ujar Firman.  

Dengan adanya software Qur'animasi ini diharapkan anak-anak selalu semangat untuk menghadiri TPA, sehingga dapat membaca Alquran dengan baik dan benar (fasih). Selain itu juga dengan metode Qur'animasi semoga menjadi metode yang efektif untuk pengajaran Alquran bagi anak-anak sehingga anak-anak dapat membaca dan memahami Alquran secara mudah dan cepat, dan menyenangkan.  

"Kami berharap di masa yang akan datang metode pangajaran seperti ini dalam Tempat Pengajian Anak (TPA), agar anak-anak dapat belajar Alquran dengan penuh suka cita dan tidak membebankan mereka, sehingga harapanya terbentuk generasi Islam yang rahmatan lil’alamin, dan mencetak para penerus bangsa yang dekat dengan agamanya," tandas Firman.