Brilio.net - Kanker memang salah satu penyakit mematikan yang paling ditakuti oleh setiap orang. Banyak orang beranggapan, ketika orang terserang kanker maka akan berujung pada kematian. Padahal tidak sedikit penderita kanker yang berhasil sembuh total walau memang harus menempuh pengobatan yang sangat panjang.

Salah satu pejuang kanker adalah Dewi Yulita Krisnawati, tidak tanggung-tanggung kanker yang menyerang Dewi datang silih berganti hingga lima kali. Di mulai dari kanker tiroid, kanker payudara, kanker paru-paru, kanker otak dan kanker tulang belakang.

Kembali kena kanker, survivor 5 kanker ini sempat tak percaya dokter

Selama 17 tahun Dewi berjuang menaklukkan penyakit mematikan tersebut. Kemoterapi dan operasi, semuanya dia jalani dengan tabah. Namun Dewi juga hanya seorang manusia biasa, ada kalanya dia merasa sangat frustasi dan marah ketika mendengar berita bahwa sel kankernya tumbuh kembali.

Hal itu terjadi ketika dia didiagnosa menderita kanker payudara, kanker kedua yang menyerang dirinya. Dia meluapkan perasaan itu kepada dokter yang menanganinya operasi kanker tiroid. Saking frustasinya dia menilai, dokter itulah yang harus bertanggungjawab hingga membuat kanker menyebar ke payudaranya. Saat itulah dia mulai tidak mempercayai dokter.

Dokter terus mencoba menenangkan. Dokter yakin Dewi bisa melewati masa-masa sulit itu seperti saat diketahui kena kanker tiroid. Tapi dia masih marah. Dia tidak mau mendengar apa pun saran dokter, termasuk operasi pengangkatan payudara. Dewi ngotot memilih pengobatan alternatif, meski sang suami tidak setuju.

Bahkan, dia sempat bertengkar dengan suaminya di depan dokter. "Sudahlah, yang sakit kan saya. Bukan kamu. Kamu nggak ngerasain rasanya dioperasi," ujarnya kala itu.

Saking kecewanya, Dewi tidak peduli penjelasan dokter bahwa di usianya yang muda, kanker masih agresif. Dia pun berburu pengobatan alternatif, mulai ke Surabaya, Pemalang, dan masih banyak lagi. Dari yang masuk akal hingga di luar nalar manusia.

Lima bulan Dewi berobat alternatif, dan merasakan benjolan di payudaranya mengecil. Anehnya, meski benjolan mengecil, payudaranya justru membengkak keras, seperti balon akan meletus.

Setiap malam Dewi menangis, karena tak kuat menahan rasa sakit. Kalau sudah begitu, dia akan minum obat penghilang nyeri. Melihat penderitaan istrinya, Hartadi suaminya mengultimatum Dewi agar kembali ke dokter. Dewi menyerah, akhirnya mengikuti saran suaminya. Ketika pemeriksaan dilakukan kanker payudaranya sudah naik jadi stadium 3B, sehingga tidak bisa langsung dioperasi.

Sejak saat itu Dewi sangat menyesal tidak berobat pada dokter sejak awal. Ketika kanker ketiga hingga kelima menyerang pun Dewi menyerahkan segala penanganannya pada dokter ahli. "Saran saya untuk teman-teman seperjuangan, percayalah pada dokter karena mereka sudah ahlinya. Hati-hati jika ingin melakukan pengobatan alternatif takutnya kalau tidak sesuai malah akan bertambah parah seperti saya dulu," pungkasnya