Brilio.net - Apa yang dilakukan Haerdy Pratama Wijaya (23), mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman Samarinda, patut dijadikan contoh. Jiwa mudanya tak digunakan untuk bersenang-senang seperti banyak pemuda lainnya. Ia manfaatkan waktunya untuk memberikan perhatian kepada anak-anak jalanan lewat komunitas Laskar Anjal dan Klinik Jalanan yang ia buat.

Kegigihan Haerdy entaskan anak jalanan, beri rehabilitasi & pendidikan

Perhatian Haerdy muncul lantaran melihat banyaknya anak jalanan yang sudah kecanduan lem atau yang sering disebut nge-lem. Haerdy sebagai mahasiswa farmasi tahu kandungan dan dampak yang didapatkan anak-anak jika terus menerus nge-lem. Ia lalu mendirikan Laskar Anjal. Rumah kontrakah Haerdy sekaligus rumah singgah Laskar Anjal banyak digunakan anak-anak untuk menginap.

"Memang nggak mudah mendekati anak jalanan, ada yang kita datangi malah lari. Meski begitu sudah ada 60 anak yang kita tangani," terang Haerdy kepada brilio.net, Jumat (7/8).

Selain membebaskan anak jalanan dari candu lem, Haerdy dan kawannya di Laskar Anjal juga melakukan advokasi terhadap anak-anak jalanan jika terjerat masalah. Pernah suatu ketika banyak anak yang tertangkap Satpol PP sedang nge-lem. Mendapatkan info itu, ia pun langsung mendatangi tempat di mana anak jalanan dikumpulkan. Ia tak menghiraukan waktu yang sudah menunjukkan pukul 12 malam.

"Sampai di sana saya kaget, ternyata bukan cuma anak jalanan yang biasa bersinggungan dengan saya yang ditangkap. Banyak juga anak-anak rumahan yang kebetulan sedang nge-lem di luar juga tertangkap," terang mantan Presiden BEM KM Unmul ini.

Meskipun Samarinda sering dikatakan kota ramah anak, kata Haerdy, tapi di dalamnya belum mencerminkan hal demikian. Setiap anak jalanan yang ditangkap setelah 24 jam dibebaskan tanpa ada tindak lanjut dari Dinas Sosial. Hal itu yang kemudian membuat Haerdy membentuk Klinik Jalanan.

Ada tiga aspek yang sudah dibuat Haerdy bersama lima rekannya di Klinik Jalanan. Selain melakukan rehabilitasi dan juga pemberian motivasi, Klinik Jalanan juga akan memberikan bekal studi kepada anak-anak jalanan. Dengan memberikan bekal, harapannya setelah keluar dari Klinik Jalanan, anak jalanan itu tak kembali lagi ke jalanan.

"Sudah ada mitra yang siap bantu, renananya ada menjahit, bengkel, dan salon," terang pemuda kelahiran Sangatta, 25 Maret 1992 ini.