Brilio.net - Perang Uhud terjadi setelah suatu perang yang umat muslim mengalami kemenangan besar, yaitu Perang Badar. Dalam perang sebelumnya itu, Kaum Quraisy mengalami kekalahan telak karena jumlah mereka kurang lebih 1000 orang sedangkan yang dilawan hanya sepertiganya, maka Perang Uhud ini adalah ajang pembalasannya.

Nabi Muhammad yang pada dasarnya telah mengkhawatirkan dan mengira akan adanya serangan balasan mendapat surat dari pamannya, Abbas yang menguatkan persangkaannya itu. Dikabarkan dalam surat tersebut, pasukan Quraisy yang berjumlah lebih dari tiga ribu orang telah berangkat menuju basis kaum muslim di Madinah. Waktu persiapan beliau hanya dua minggu sebelum pecahnya peperangan.

Berdasarkan musyawarah yang digelar Nabi, diputuskanlah untuk bergerak keluar Madinah dan tidak hanya menunggu di dalam kota menerapkan strategi bertahan. Pengusul pendapat ini mayoritas adalah kaum muda yang tidak ikut pada Perang Badar didasari keinginginan memperoleh kemenangan serupa.

Kala itu telah terkumpul pasukan sebanyak 1000 orang. Namun tiba-tiba, persis sebelum perang dimulai, salah seorang sahabat yaitu Abdullah ibnu Ubayy yang tidak sependapat dengan keputusan tersebut mengambil langkah mundur, beserta 300 orang yang di bawah komandonya. Abdullah ibnu Ubay telah mendapat label munafik karena berkali-kali melakukan pengkhianatan pada Nabi Muhammad.

Pesan Nabi sebelum perang adalah agar para pemanah yang diposisikan di atas bukit tidak meninggalkan posnya apapun kondisinya, menang atau kalah. Tujuannya agar pasukan musuh tidak mengambil alih lokasi strategis yang bisa dengan leluasa menyerang musuh tersebut. Namun dari sinilah kekalahan umat muslim bermula.

Awal pertempuran berjalan baik. Pasukan Quraisy dapat dipukul mundur oleh pasukan pemanah muslim dari atas bukit. Pasukan Quraisy banyak yang berjatuhan, mereka kemudian mundur dengan meninggalkan tunggangan serta barang bawaan mereka. Kondisi ini dilihat sebagian pasukan muslim sebagai kemenangan yang jelas, serta rampasan perang telah memanggil-manggil mereka, termasuk sekitar 40 orang pemanah yang juga tergiur oleh harta yang tak bertuan tersebut.

Khalid ibnu Walid yang kala itu belum bergabung bersama Islam, setelah menyaksikan pergerakan pasukan muslim segera mengomandoi pasukannya untuk menaiki bukit dan menyerang pasukan muslim dari situ. Serangan balik yang tak terduga itu menimbulkan keterceraian serta kekalutan. Sebagian masih melancarkan perlawanan namun tak tentu akan bergerak ke mana.

Ketidakpatuhan pasukan pemanah ini menyebabkan pasukan Nabi Muhammad harus mundur. Tujuh puluh orang gugur dari pasukan Islam, sedangkan dari pasukan Quraisy hanya 20 orang. Kerugian lainnya adalah terjatuhnya Muhammad yang menyebabkan pipinya terluka oleh rantai dari penutup kepalanya sendiri, giginya pun tanggal satu. Beruntung beberapa sahabat sigap segera memapah beliau ke atas kuda agar dapat menyelamatkan diri.

PERLU JUGA KAMU BACA:

Kisah Nabi Zakaria, tak henti-hentinya berdoa akhirnya dikaruniai anak

Ini asal usul nama Muhammad

Bukan Khadijah cinta pertama Muhammad, tapi ini lho wanita itu

Di zaman Muhammad SAW, imsak ditandai selesainya bacaan Qur'an 50 ayat

Undian yang menyelamatkan ayah Muhammad SAW

Pemuda ini lebih memilih Muhammad daripadanya orangtuanya sendiri

BERITA TERKAIT YANG WAJIB KAMU BACA:

Kisah terenyuh Sunan Giri, saat bayi dibuang ke laut oleh kakeknya

Kisah Wali Sanga, alat musik tradisional bikin orang masuk Islam

'Tapa ngeli', cara Sunan Muria menyebarkan ajaran Islam

Ternyata Fatahillah bukan Sunan Gunung Jati, ini penjelasannya

Ini asal usul falsafah dahsyat Moh Lima besutan Sunan Ampel

Tokoh punakawan, peninggalan Sunan Kalijaga sewaktu berdakwah

Kisah Sunan Kudus yang berhasil sembuhkan wabah penyakit di Arab

Shalat minta hujan Sunan Gresik selamatkan gadis yang akan jadi tumbal

Ini penjelasan kenapa semua Wali Songo terletak di pesisir utara Jawa

Begini ceritanya kenapa Raden Paku akhirnya bisa dipanggil Sunan Giri

Kisah Sunan Drajat yang selamat setelah ditolong ikan cucut

Ingin hidup damai? Terapkan Catur Piwulang ajaran Sunan Drajat ini