Brilio.net - Di antara hadis yang seolah merendahkan kaum perempuan adalah riwayat Bukhari yang menyatakan bahwa wanita kurang akal dan kurang agama (naqishatu 'aqlin wa din). Ada pula riwayat At Tirmidzi, "Jika menghadap dan berpaling, dia dalam rupa setan (aqbalat wa adbarat fi suratisy syaithan)". Sedangkan dari riwayat Abu Nu'aim dan Ad Dailami menyebut wanita sebagai tali penjerat yang dipasang setan (annisa' haba ilusy syaithan).

Hadis-hadis di atas jika dibaca secara tekstual tentu menyebabkan ketidaknyamanan bagi kaum yang bersangkutan karena telah mendapat cap buruk dari agama. Namun tentu saja hadis-hadis di atas bukan untuk difahami secara harfiah. Masing-masing redaksi perkataan nabi tersebut harus diterjemahkan sesuai maksud syari'at. Dalam suatu nas Alquran ataupun hadis terdapat makna tersurat maupun makna tersirat yang saling berkaitan. Jika tak mengerti maka akan terjadi kekeliruan penerjemahan nas tersebut.

Alawy Ali Imron, alumnus Masyru' Al-Maliky, Rushaifah, Mekah menjelaskan bahwa maksud dari wanita kurang akal adalah ketidakmampuannya mengendalikan emosi dengan baik. Wanita memiliki perasaan yang lebih dominan sehingga akal sehat tersisih ketika sisi merasanya sedang bergolak. Makna al 'aqlu bukan berarti kecerdasan tapi lebih mengarah pada kemapuan mengendalikan pikiran. Maka tidak benar jika Nabi Muhammad mencap bodoh para wanita. Pada kenyataannya pun, tidak jarang ditemui wanita yang lebih pintar dari para laki-laki.

Nabi pun seringkali meminta pendapat para istrinya jika ingin mengambil keputusan. Bahkan, sebagian besar ilmunya diturunkan pada Aisyah. Lagipula bukanlah sifat Nabi Muhammad jika suka membodoh-bodohkan.

Sedangkan maksud dari kurang agama adalah adanya masa haid bagi wanita yang mana tidak dibenarkan jika melakukan ibadah tertentu seperti shalat dan puasa. Namun sebenarnya ini dipandang dari sisi lahiriyah saja. Sebab ketika seorang wanita tidak melakukan ibadah yang dilarang ketika haid, maka itu merupakan suatu bentuk ibadah dan ketaatan yang lain.

Adapun hadis yang menyatakan bahwa saat wanita menghadap, dia dalam rupa setan, maksudnya adalah setan memanfaatkan para wanita sebagai media untuk menjerumuskan para laki-laki. "Begitu juga, soal wanita adalah tali-temali setan; maka tidak tepat jika seorang lelaki terjerat kecantikan seorang wanita lantas dia menyalahkan wanitanya. Sebab, wanita hanya alat. Sama halnya, dengan pembunuh berpistol; hukum pasti menyalahkan oangnya, bukan pistolnya." tutur Alawy dalam buku Dari Seks dalam Rumah Tangga Hingga Bohong pada Suami seperti dikutip brilio.net, Selasa (30/6).

Pria asal Lamongan ini menuturkan, isu mengenai wanita memang kerap menuai perselisihan. Ditambah lagi, ada sebagian kaum pria yang memanfaatkan hadis-hadis terkait untuk mengintimidasi wanita serta menyelahgunakannya dengan dalih perintah syariat.

BACA JUGA:

Cara mudah dan alami memutihkan lutut hitam, silakan dicoba!

Zaman dulu adu kecantikan wanita diuji saat mengendarai vespa

9 Manfaat baking soda untuk kecantikan

Sabun kecantikan ini terbuat dari lumpur kawah Dieng, mau coba?

VIDEO: Kecantikan bukan dari fisik saja

Tak bisa melihat sejak lahir, wanita ini maknai kecantikannya, bikin haru!

Susu kedelai simpan khasiat untuk kecantikan kulit