Brilio.net - Reaktor Nuklir Training Research Isotope Production by General Atomic (Triga) di Bandung merupakan reaktor pertama di Indonesia dan telah genap berusia 50 tahun. Ulang tahun emas reaktor yang pada zamannya diresmikan oleh Presiden Soekarno tersebut dirayakan di kawasan Kompleks Batan Kota Bandung, Jalan Tamansari dengan melibatkan sejumlah pakar, dosen, mahasiswa dan stakeholder lainnya.

"Reaktor Triga merupakan yang pertama di Indonesia, diresmikan Desember 1965, dan hari ini genap berusia 50 tahun," kata Kepala Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Badan Atom Nasinal (Batan), Efrizon Umar di Bandung, Rabu (2/12).

Reaktor Triga yang saat ini bernama Reaktor Triga 2000 itu merupakan salah satu instalasi vital di Kota Bandung. Triga merupakan singkatan dari training research isotope production by General Atomic, sedangkan 2.000 menunjukkan kapasitas daya reaktor maksimal saat ini 2.000 KW.

Pada saat peresmian Reaktor Triga pada tahun 1965, Presiden Soekarno menyampaikan statementnya berisi Indonesia sudah memasuki era atom, dengan penguasaan teknologi atom maka Indonesia sudah siap memasuki era modern.

"Awalnya saat diresmikan Reaktor Triga berkapasitas 250 KW kemudian diupgrade pada 1981 menjadi 1.000 KW dan terakhir diuprade pada 1996 menjadi 2.000 KW. Selain di Bandung Batan juga punya reaktor di Yogyakarta dan Tangerang," terang dia.

Sejak dioperasikan, reaktor Triga sudah dimanfaatkan untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam upaya penguasaan teknologi di bidang isotop di radiosotop. Radiosotop adalah unsur yang bersifat radioaktif yang dapat digunakan di bidang medis untuk melakukan pemeriksaan anatomi dan morfologi organ tubuh.

"Selain untuk medis melalui kerja sama dengan rumah sakit Batan juga bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi dalam berbagai penelitian," ujarnya.

Sementara itu Deputy Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir Batan, Farhat Azis menyebutkan, pada usia setengah abad beroperasinya reaktor itu merupakan momen penting bagi Batan dan Indonesia.

"Pada momen ini kembali ditorehkan prestasi para peneliti Batan, yakni berhasil mendesain dan memproduksi elemen batang kendali yang kemudian digunakan di reaktor Triga 2000," kata Farhat Azis.

Deputy Teknologi Energy Nuklir Batan, Taswanda Taryo menyatakan momen ulang tahun emas reaktor Triga itu sangat strategis dan membuktikan Indonesia telah memasuki era nuklir sejak 50 tahun lalu.

"Semangat ini menjadi landasan untuk pemanfaatan nuklir sebagai energi masa depan Indonesia. Salah satunya untuk pembangkit listrik tenaga nuklir, di mana ke depan pemanfaatan nuklir sebagai pembangkit itu kebutuhan," ungkapnya seperti dikutip Antara.

Ia menyebutkan, kekurangan energi nasional merupakan alasan kuat untuk memanfaatkan energi nuklir yang saat ini teknologinya kian aman dan banyak digunakan di berbagai negara.

"Kami sudah membuat roadmap terkait pengembangan pembangkit tenaga nuklir itu. Batan sudah pengalaman mengelola reaktor. Reaktor yang ada sekarang dengan reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir itu tidak jauh beda," pungkasnya.