Brilio.net - Ketika mengetahui udara dipenuhi polutan yang mengurangi kadar oksigen, salah satu bentuk pertahanan diri adalah menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah. Meskipun masih berpotensi terhirupnya gas selain oksigen dalam jumlah cukup besar, namun upaya ini merupakan penanggulangan yang baik sebab menjaga bagian tubuh yang paling rentan dimasukinya udara kotor.

Namun sebuah studi baru menyebutkan bahwa kulit dapat menjadi jalan masuk suatu polutan bernama Phthalate, layaknya hidung menghirup oksigen, seperti dikutip dari Science Alert pada Selasa (20/10). "Kita adalah spons besar untuk bahan kimia ini," kata ketua tim peneliti John Kissel dari University of Washington di AS .

Dikutip dari Centre for Disease Control and Prevention, Phthalate yang juga disebut Plasticizer, adalah kelompok bahan kimia yang digunakan untuk membuat plastik lebih fleksibel dan lebih kuat. Bahan ini juga digunakan sebagai pelarut, selain banyak dipakai dalam ratusan produk lain seperti vinil, perekat, deterjen, pelumas, jas hujan, sampo, sabun, poles kuku, dll.

Phthalate bersarang di dalam aliran darah, ASI, urin, yang dapat memengaruhi sistem hormon tubuh semisal estrogen dan androgen. Indikasi lain, Phthalates dapat juga menyebabkan kanker payudara jika paparannya tinggi.

Penelitian ini melibatkan 6 partisipan, di mana mereka ditempatkan di ruangan khusus yang diisi Phthalates. Percobaan pertama, mereka mengenakan alat pernapasan khusus untuk mencegah terhirupnya bahan kimia tersebut. Percobaan kedua pada pekan berikutnya mereka berada dalam ruangan hanya mengenakan celana pendek.

Masing-masing percobaan dilakukan selama 6 jam, partisipan diharuskan melakukan diet terbatas dan menggunakan produk perawatan maksimal 12 jam sebelum memasuki ruangan. Digunakan dua jenis Phthalates yaitu diethyl phthalate (DEP) dan di (n-butil) phthalate (DnBP).

Hasilnya, seperti yang dituangkan dalam jurnal Environmental Health Perspective. "Konsentrasi metabolit lebih rendah ketika partisipan terkena paparan udara ruangan ketika mengenakan alat pernapasan khusus. Level ini masih jauh lebih tinggi  dibanding sebelum partisipan memasuki ruangan. Ini mengindikasikan serapan DEP dan DnBp begitu signifikan ketika partisipan menggunakan alat bantu pernapasan."

Semakin tua usia, penyerapan Phthalate semakin besar. "Penyerapan DEP oleh partisipan usia 66 tahun lima kali lebih besar dari partisipan yang berusia 27 tahun, sedangkan penyerapan DnBP adalah tujuh kali lebih besar," mereka melaporkan.

Untuk menghindari masuknya Phthalate kamu bisa mengenakan pakaian tertutup ketika bepergian ke luar rumah.