Brilio.net - "Membantu orang tua akan membuat hati jadi adem." Begitu kata Fersya Sholehudin (16). Siswa kelas X SMKN 1 Probolinggo ini setiap sorenya membantu menjual dagangan buatan ibunya berkeliling kampung. Keadaan ibunya yang sakit kencing manis dan darah tinggi membuat dirinya ingin sekali meringankan beban orang tua.

Ferdi, panggilan akrab Fersya Sholehudin, mulai berjualan peyek sejak kelas 6 SD. Vonis penyakit kencing manis pada ibunya membuat dirinya sadar harus melakukan sesuatu untuk membantu ekonomi keluarga. Ayahnya, Bambang Sutowo, bekerja di sebuah bengkel las di Probolinggo. Peyek yang biasanya dijual ibunya di rumah lalu dibawa Ferdi keliling kampung dengan jalan kaki sepulang sekolah.

"Saat itu belum ada sepeda, makanya saya jualan sambil jalan," kata Ferdi kepada brilio.net, Kamis (8/10).

Ferdi jual peyek keliling Probolinggo, punya cita-cita jadi pengusaha

Gigih. Ingin mengembangkan usaha ibunya.

Berjualan dengan berjalan kaki dilakoni Ferdi sampai menginjak kelas VIII SMP 7 Probolinggo. Hingga pada saat ia berjualan, ada seorang pelanggannya yang memberinya sepeda sebagai alat untuk berjualan.

"Om kasihan lihat kamu yang jalan jualan untuk bantu orang tua, ini Om kasih sepeda," kata Ferdi menirukan kata-kata si pemberi sepeda.

Ferdi pun kegirangan. Ibunya lantas membelikan keranjang untuk dipasang di sepeda sebagai tempat barang dagangan. Sejak saat itu ia pun bisa lebih jauh mengedarkan peyek dagangan ibunya.

Berjalannya waktu, dagangan yang dijual Ferdi tak hanya peyek. Ada juga lemet, bothok, sate usus, sate ampela jeroan, hingga sate ayam bumbu Bali. Harga yang dipatok pun bervariasi, peyek dijual Rp 1.500, lemet Rp 1.000, botok Rp 1.000, sate usus Rp 1.500, sate ampela Rp 1.500 hingga sate ayam bumbu Bali Rp 4.000. Semua barang dagangan itu dibuat oleh ibunya sejak setelah Shubuh hingga Dzuhur. Ia yang kemudian bertugas memasarkannya setelah pulang sekolah.

Rute jualan Ferdi adalah Wiroborang-Kota-Brak-Asabri-Muneng. Rute itu dijalaninya sejak pukul 15.30 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Ketika waktu untuk berkeliling tak sampai, ia lebih memilih untuk mangkal di Jalan Brantas Probolinggo. Rute itu dilakoninya mulai senin hingga Sabtu. Saat Minggu, Ferdi lebih memilih berjualan mulai pagi hingga siang hari di Lampu TL Brak.

Kini Ferdi sedang menempuh pendidikan di SMKN 1 Probolinggo. Jurusan yang ia pilih juga cocok dengan apa yang ia lakukan saat ini. Ia memilih jurusan pemasaran. Alasannya sederhana, ia ingin menjadi pengusaha yang bisa mengangkat produk buatan ibunya.

Semangat ya Ferdi!