Brilio.net - Di usia ketika kita sudah mengenal cinta, tak jarang cinta yang kita alami malah terasa menyiksa. Tidak selalu membahagiakan seperti apa yang dikatakan orang. Cinta malah bisa membuat kita sakit hati dan berujung putus asa. Hal ini bisa terjadi tatkala kita kehilangan seseorang yang kita cintai, atau kita dikecewakan olehnya. Tapi untuk mendapatkan cinta yang indah, butuh perjuangan yang tidak ringan. Berjibaku dengan keadaan disertai rasa ikhlas dan sabar. Dan kita tidak boleh begitu saja putus asa.

Apa yang dialami oleh Aji Dhiah Utari Putri (20) wanita asal Tenggarong, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, setidaknya bisa menjadi pelajaran bagi kita. Perjuangannya untuk terlepas dari bayang-bayang kekasih pertamanya yang meninggal dalam kecelakaan kerja, menarik untuk disimak. Hingga akhirnya ia behasil melabuhkan hatinya kepada seorang lelaki penuh pengertian, meski tidak memiliki kecukupan harta.

Kekasih pertamanya amat dia cintai. Sudah dari usia 15 tahun Dhiah mengenalnya dan jatuh cinta. Sejak lulus sekolah menengah pertama (SMP), di dalam pikirannya hanya ingin segera menikah muda dengan kekasih pertamanya itu. Ia pun rela memutuskan untuk tidak melanjutkan jenjang sekolah berikutnya hanya demi bisa lekas berumah tangga.

Namun harapannya itu pupus, begitu kekasih pertamanya itu meninggal dalam kecelakaan kerja. Jatuh dari gedung bertingkat dan tersangkut tiang yang menjulang. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 14 Februari 2011, bertepatan dengan ulang tahun ayahnya.

Sebelum peristiwa itu, sebagaimana para pecinta lain, mereka merencanakan merayakan malam romantis di hari Valentine. Namun, malam itu, ketika Dhiah sedang berdandan ia mendapatkan kabar bahwa kekasihnya itu berada di rumah sakit dan telah meninggal dunia. Ia begitu terkejut mendengarnya. Ia setengah tidak percaya karena kabar itu terdengar ketika ia hendak bersiap menyambut malam Valentine yang sudah direncanakan.

Kematian kekasihnya itu membuatnya sangat murung. Pihak orangtua kekasihnya menyangka bahwa anaknya meninggal karena bunuh diri, mengingat prosesnya yang mencurigakan. Dhiah merasa sangat kehilangan sekaligus merasa bersalah. Satu tahun ia mencoba menjalani hidup dengan harapan bisa terbebas dari bayang-bayang kematian kekashinya. Selama tujuh hari ia mengurung diri, mencoba menyembuhkan diri dengan shalat istikharah setelah mendapat saran dari kakaknya. Tiada henti ia meminta kepada Tuhan akan kesembuhan hatinya.

Hari terakhir ibadahnya itu, ia bermimpi bertemu dengan seseorang. Esoknya ia bertemu dengan pria itu, yang ternyata adalah teman dari almarhum kekasihnya. Namun rupanya bukan dia jawaban yang diberikan Tuhan, melainkan melalui dialah ia berjumpa dengan suaminya sekarang ini, Andre Suryanata.

Perjumpaan dengan suaminya sekarang tidak lah mulus. Sebab, karakter Andre yang cuek membuatnya harus bersikap lebih aktif. Nenek Andre secara terang-terangan menawari Dhiah untuk menikah dengan Andre, namun ia merasa perlu mengenalnya lebih dekat. Hanya karena ia yakin bahwa Andre adalah pria yang baik, ia mau melakukan pendekatan.

Suatu hari, ketika ia hendak mengunjungi rumah Andre, secara bersamaan Andre juga hendak mengunjungi rumahnya. Secara tidak sengaja, mereka berpapasan di depan masjid. Di situ terjadi saling sapa dan dilanjutkan obrolan panjang curhatannya. Dari situ, ia merasa lebih mengenal sosok Andre yang penuh pengertian.

Dirundung duka kematian pacar, Dhiah temukan jodoh dari teman almarhum

Sejak itu, ia lebih sering diajak Andre jalan. Beberapa bulan ia dekat dengan Andre, dan merasa terharu dengan perhatian dan pengertian yang diberikan Andre.

Akhirnya, pada tanggal 23 Agustus 2012 Andre berani menembaknya untuk dijadikan pacar. Karena hubungan itu didukung oleh keluarganya, akhirnya pada bulan Desember 2013 keluarga Andre melamarnya. Ketika kejadian itu darinya keluar tangisan, ia teringat kembali dengan masa lalunya yang pilu. Tapi ia bahagia karena akhirnya ia bisa menemukan cintanya lagi dan mewujudkan niatnya untuk segera menikah. Satu bulan kemudian, di Januari 2014, mereka naik pelaminan. Saat ini ia tengah berbahagia karena sedang mengandung seorang bayi.

Walaupun ada sedikit kekecewaan dalam hatinya sebab belum lama ini ditinggal mati nenek Andre, sosok yang sangat berjasa dalam pernikahannya. Ia berhutang janji kepada nenek Andre untuk segera memberinya seorang momongan. Janji itu menjadi motivasi untuk merawat sebaik-baiknya calon anaknya kelak.

Ia bahagia bisa hidup berkeluarga dengan Andre, meski satu rumah dengan orangtuanya. Keadaan ekonomi Andre tidak berlimpah harta tidak membuatnya kecewa. Justru ia bangga dengan sikap kerja keras suaminya. Ia bahkan tidak diizinkan oleh suaminya untuk ikut mencari nafkah, dengan pertimbangan kandungannya. "Suami saya sangat menghargai apapun pekerjaan yang dia peroleh. Saya selalu berdoa, semoga suami saya diberi kesuksesan dalam setiap rencana dan pekerjaannya," ceritanya kepada brilio.net, Jumat (3/10) via sambungan telepon.

"Saya hanya berharap orangtua dan mertua saya diberi kesehatan, ingin rasanya membuat mereka semua bahagia dan tidak repot-repot bekerja. Dan saya sangat yakin, ke depan ekonomi keluarga ini akan meningkat," sebutnya. "Saya hanya berpesan bahwa mencari jodoh dan juga rezeki itu tidak sulit. Intinya jangan berputus asa, di setiap masalah pasti ada jalan keluar."

Cerita ini disampaikan oleh Aji Dhiah Utari Putri melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 08001555999. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu.