Brilio.net - Nyi Bodro, itulah nama gajah yang dulunya milik Keraton Yogyakarta. Gajah tersebut mati pada tahun 2000 dalam usia 29 tahun karena sakit. Selama menjadi bagian dari keraton, Nyi Bodro sering diarak dalam kirab dan upacara-upacara tertentu yang diadakan oleh Keraton Yogyakarta.

Tugas utamanya adalah untuk mengalungkan rangkaian bunga kepada tamu kehormatan yang berkunjung. 13 tahun kemudian, atas persetujuan pihak keraton, kuburan Nyi Bodro yang terletak di halaman Gajahan Alun-Alun Selatan Yogyakarta digali dan dilakukan rekonstruksi ulang pada kerangkanya.

Rekonstruksi ulang tersebut dilakukan oleh pihak Fakultas Biologi UGM. Proses tersebut membutuhkan waktu selama satu tahun karena memerlukan proses ekskavasi yang panjang. Proses rekonstruksi diawali dari pencucian dan pembersihan tulang dari tanah. Setelah itu tulang direndam dengan formalin.

Digali kuburnya, gajah Nyi Bodro "hidup" lagi
Dengan banyaknya tulang yang rapuh maka dilakukan fiksasi dan penguatan tulang. Proses selanjutnya adalah pengecatan dan pemasangan ditegakkan. Kini kerangka gajah Nyi Bodro yang memiliki tinggi 2,07 meter dan panjang 3,15 meter bisa dilihat di Museum Biologi UGM yang terletak di Jalan Sultan Agung 22 Yogyakarta.

Koleksi kerangka gajah Nyi Bodro dipajang di ruang depan sisi barat pintu masuk. Kerangka gajah Nyi Bodro berdiri kokoh, dengan disangga besi baja di beberapa sisi. Hadirnya kerangka Nyi Bodro di Museum Biologi diharapkan akan semakin menarik minat masyarakat untuk berkunjung dan belajar di sana.