Brilio.net - Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Marsis Sutopo mengemukakan penggunaan sandal bagi para wisatawan di atas Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, masih memerlukan kajian panjang.

Marsis di Magelang, Senin (19/10) mengatakan kalau penggunaan sandal itu diimplemantasikan maka bakal memberikan pilihan pengunjung mau naik candi atau tidak.

"Implementasi penggunaan sandal masih perlu kajian panjang, apakah nantinya pembelian sandal menjadi satu tiket masuk atau terpisah," katanya.

Selain itu, siapa yang bakal memproduksi dan kapan akan diberlakukan masih perlu pembahasan.

Ia mengatakan penggunaan sandal tersebut untuk melindungi dan meminimalisir kerusakan serta keausan pada batu Candi Borobudur.

Ia menuturkan BKB bersama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko telah menyelenggarakan sayembara desain sandal Candi Borobudur untuk mencari model alas kaki yang aman bagi batu Candi Borobudur juga sesuai dan nyaman digunakan pengunjung.

Ia mengatakan bahwa Candi Borobudur sebagai situs warisan dunia harus terus dijaga kelestariannya.

"Sebagai monumen dengan batu andesit sebagai struktur utamanya merupakan alasan utama mengapa Candi Borobudur saat ini masih dapat disaksikan kemegahannya," katanya.

Ia menuturkan bahwa berjuta-juta orang yang kagum terhadap candi itu telah berkunjung dan menjejakkan kakinya di atas struktur batu andesit penyusun candi. Relatif banyaknya orang berkunjung dan menaiki candi, ternyata meninggalkan jejak-jejak kerusakan pada batu struktur candi.

"Jejak-jejak kerusakan tersebut, antara lain adanya keausan batu, khususnya pada tangga dan lantai Candi Borobudur maka perlu diantisipasi untuk pelestarian candi Buddha terbesar di dunia tersebut," katanya.