Brilio.net - Sebuah desa idealnya ditempati oleh berbagai lapisan masyarakat. Dari anak-anak, remaja, keluarga hingga orangtua. Namun bagaimana jika di desa itu hanya didiami oleh perempuan saja? Bahkan lelaki haram masuk ke sana?

Usut punya usut, sebuah desa yang bernama Umoja ini memberlakukan peraturan untuk menghindari kasus pelecehan seksual. Tak dapat dipungkiri jika memang kasus pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap wanita saat ini terus meningkat sehingga menimbulkan trauma berkepanjangan di kalangan wanita.

Dilansir dari scoopwhoop, Selasa (18/5), Desa Umoja terletak di daerah Samburu, Kenya utara sekitar 380 kilometer dari Ibu Kota Nairobi. Desa ini dipimpin oleh Rebecca Lolosoli sejak tahun 1990. Rebecca dan perempuan-perempuan lain di desa ini merupakan korban dari kekerasan dan pemerkosaan oleh tentara Inggris yang berjaga di dekat kampung mereka.

Meski dipukuli dan dilecehkan namun para suami mereka hanya diam saja. Akhirnya atas inisiatif Rebecca mereka mulai pergi meninggalkan para suami dan mendirikan sebuah desa. Selain menetap mereka juga belajar tentang isu-isu perdagangan wanita dan berusaha mencari solusinya.

Untuk bertahan hidup mereka membuat perhiasan berupa kerajinan tangan yang kemudian dijual ke wisatawan. Mereka juga membuka perkemahan bagi wisatawan yang terletak beberapa kilometer di luar desa.