Brilio.net - Siapa sih di dunia ini yang nggak pengen hidup bahagia, memiliki jabatan tinggi, dan serba berkecukupan? Pasti semua orang menginginkan hal tersebut. Banyak orang akan berusaha mati-matian menunjukkan performa terbaik mereka agar mendapatkan promosi di tempatnya bekerja. Saat semua orang mengusahakan banyak cara untuk mempertahankan posisinya, hal lain ternyata dilakukan oleh seorang Alan Saputra.

Alan (33) yang bekerja sebagai guru honorer di SMPN 3 Lumbis Ogong, Nunukan, Kalimantan Utara, meninggalkan pekerjaan terdahulunya yang lebih mapan. "Pak Alan sebenarnya pindah ke Nunukan karena tertarik dengan perkebunan kelapa sawit. Nah waktu dia jadi mandor, ada yang tahu kalau dia punya gelar sarjana pendidikan kemudian dia ditarik untuk menjadi guru," cerita Afif yang pada tahun 2013 lalu juga menjadi salah satu pengajar di sekolah yang sama dengan Alan pada brilio.net, Kamis (14/5).

Sarjana Universitas Negeri Malang itu menuturkan, sebenarnya Alan merupakan warga NTT yang sengaja pindah ke Nunukan demi ketertarikannya dengan perkebunan. Namun, dia kemudian mau memilih untuk menjadi guru honorer karena memang Alan ingin mengabdi untuk pendidikan anak. Meskipun gaji sebagai guru honorer nyatanya tidak sebanyak saat dia menjadi mandor perkebunan.

"Pak Alan punya jiwa mengabdi yang bagus, pembawaan ke masyarakat juga patut diacungi jempol. Selain itu dia juga mahir memberikan motivasi pada siswa untuk sekolah. Dialah yang berjasa selama saya menjadi pengajar di sana," lanjut Afif.

Alan sendiri di Nunukan tinggal bersama anak dan istrinya yang kebetulan juga menjadi pengajar di sebuah kelompok belajar anak-anak di sana. Niat tulus Alan tentunya tidak sia-sia karena Alan berhasil membuat siswa-siswinya untuk selalu sadar akan pendidikan dan meraih pendidikan yang tinggi.