Brilio.net - Trek panjang Rio Haryanto, pembalap GP2 asal Indonesia yang berambisi berlaga di ajang Formula 1 boleh jadi bakal menjadi kenyataan setelah adanya surat jaminan dari pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga. Surat itu menyatakan pemerintah akan memenuhi kebutuhan dana Rio ini tampil di lomba jet darat itu pada musim balapan 2016.


Surat jaminan ini dikeluarkan setelah ada pertemuan antara pihak manajemen Rio Haryanto dengan Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, di Kantor Menpora Senayan, Jakarta. Kedua orangtua Rio, Indah Pennywati dan Sinyo Haryanto, yang datang bersama manajernya, Piers Hunnisett, menyambut gembira dukungan pemerintah itu.

"Saya sangat berterima kasih banyak kepada pemerintah Indonesia atas semua dukungan yang telah diberikan, khususnya kepada Bapak Imam Nahrawi. Semoga impian kita untuk bertanding di Kejuaraan Dunia F1 demi kejayaan Indonesia bisa segera menjadi kenyataan," ungkap Rio dalam rilis yang diterima brilio.net, Jumat (11/12).

Dapat surat jaminan, Rio Haryanto sumringah

Rio Haryanto saat tes F1 di Abu Dhabi. foto: dok pribadi rio haryanto

Dapat surat jaminan, Rio Haryanto sumringah

Rio Haryanto saat tes F1 di Abu Dhabi. foto: dok pribadi rio haryanto

Ibunda Rio, Indah Pennywati sangat bersyukur, akhirnya Rio mendapat dukungan penuh untuk bertanding di ajang F1. "Dia (Imam Nahrawi) juga sudah membicarakan hal ini bersama Menteri BUMN dan dalam waktu dekat akan membicarakan teknisnya dengan sponsor utama Pertamina dan juga sponsor lainnya. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan yang luar biasa dari pemerintah. Rio menyampaikan salam dan dalam waktu dekat akan segera bertemu dengan Bapak Menpora," kata Indah.

Sebelum adanya surat jaminan ini, Rio sempat khawatir cita-citanya berlaga di F1 bakal kandas karena belum mampu memenuhi syarat membayar dana jaminan (fee guarantee) sebesar 15 juta euro (sekitar Rp 231 miliar) untuk satu musim. Padahal, Rio adalah driver utama dari empat pembalap rookie Manor Marussia. Sebelumnya malah ada dua tim F1 yang memberikan kesempatan kepada Rio yakni Sahara Force India dan Sauber. Namun karena persoalan dana yang harus disiapkan akhirnya hanya Manor Marussia yang bisa memberikan peluang bagi Rio untuk berlaga di ajang F1.

Dapat surat jaminan, Rio Haryanto sumringah

Rio Haryanto saat tes F1 di Abu Dhabi. foto: dok pribadi rio haryanto

Berikut wawancara khusus brilio.net dengan Rio yang ditemui di sebuah pusat perbelanjaan di bilangan Senayan beberapa waktu lalu terkait lika-liku jalan panjang Rio berlaga di ajang F1:

Bisa ceritakan bagaimana perjalanan Anda bisa mendapat tawaran di F1?
Sebenarnya ada tiga tim, Sahara Force India, Sauber, dan Manor Marussia. Saya sebenarnya ingin sekali masuk Sahara Force India karena ini tim papan tengah. Sayangnya setelah lama kami menunggu konfirmasi dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sebelumnya ingin mensponsori tapi tidak ada jawaban. Akhirnya kursi pembalap di dua tim (Sahara Force India dan Sauber) diambil pembalap lain. Jadi tinggal Manor yang masih menyisakan peluang. Di tim kini juga ada empat pembalap yang antre, salah satunya saya.

Dari empat pembalap yang antre di tim Manor, kans Anda seperti apa?
Yang pasti untuk masuk tim F1 ada tiga faktor yakni prestasi harus mendukung, kesempatan seperti tawaran, dan dana. Tahun ini saya sudah bisa menunjukkan prestasi di ajang GP2, tiga kali podium satu di sirkuit yang sulit, dua kali naik podium di juara kedua. Jadi saya sudah berusaha semaksimal mungkin mendapatkan prestasi. Tawaran saya sudah dapat. Tinggal dukungan dana saja yang hingga kini masih menjadi kendala. Dari empat pembalap itu, saya yang diberikan prioritas karena mereka melihat prestasi saya bagus. Dan tim Manor itu selalu memperhatikan komentar dari pihak luar saat saya menang. Malah pernah ada yang menyebut saya the next F1 driver from Indonesia. Karena itu mereka sangat ingin memberikan tantangan buat saya daqn bagi Manor juga merupakan sejarah jika bisa membawa Indonesia ke F1. Karena itu mereka memberikan prioritas. Tapi juga memberikan tenggat waktu. Jika Indonesia tidak bisa memenuhi persyaratan yang ditentukan maka tim Manor akan memberikan kesempatan ini kepada pembalap lain.

Batas waktunya kapan agar Anda memenuhi persyaratan itu?
Mestinya sih awal Desember kita harus memberikan konfirmasi ke tim Manor.

Selama ini pendekatan tim Anda ke pemerintah?
Kita sudah beberapa kali melakukan pendekatan. Bahkan Agustus lalu kami sudah bertemu dengan Presiden Jokowi. Dari pertemuan itu presiden memberikan keputusan agar masalah pendanaan diserahkan kepada BUMN. Setelah itu kita menunggu terus kabar dari BUMN. Kita juga sudah bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan dia sangat mendukung. Saya berharap pemerintah bisa membuka mata. Ini adalah momen yang tepat karena tahun depan belum tentu ada tawaran seperti ini.

Ada pembicaraan khusus antara Presiden Jokowi dengan Anda?
Ini pertama kalinya saya diterima presiden di istana. Sebelumnya tidak pernah. Saat bertemu, presiden mengucapkan selamat dengan prestasi saya di GP2. Setelah itu kita diskusi dan menyebutkan berapa dana yang dibutuhkan. Presiden ingin BUMN membantu.

Sebenarnya berapa dana yang Anda butuhkan?
Tiap tim berbeda, mulai dari papan atas, papan tengah hingga papan bawah. Dari tiga tim yang pernah menawarkan saya, Manor Marussia yang paling kecil yakni sekitar 15 juta euro. Sahara Force India sekitar 25 juta euro dan Sauber 20 juta euro.

Apa yang Anda rasakan selama ini karena pemerintah terkesan lamban merespons keikutsertaan Anda di F1?
Ya mungkin kondisi ekonomi kita yang sedang kurang bagus jadi banyak hal yang membutuhkan dana sehingga ajang F1 dianggap bukan prioritas. Mungkin tidak banyak orang yang melihat bahwa di ajang automotif Indonesia sebenarnya bisa bersaing di F1. Dari segi popularitas F1 masih kalah dari sepakbola. Kalau saya bisa masuk ke F1, ini akan menjadi titik balik bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan olahraga automotif.

Sebenarnya apa sih keuntungannya Indonesia bisa berlaga di F1?
Mungkin banyak orang yang tidak tahu dampak positifnya jika Indonesia masuk ke F1. Yang jelas Indonesia bakal lebih dikenal dunia. Bisa jadi dampaknya ke sektor lain, investasi bisa masuk. Pariwisata Indonesia juga bakal tambah dikenal.

Setidaknya, adanya surat jaminan dari Menpora memberikan harapan baru bagi Indonesia di ajang F1 sekaligus mengurangi kegelisahan Rio yang selama ini berharap dukungan pemerintah dan masyarakat Indonesia. Semoga ini menjadi jalan bagi Rio untuk berlaga di ajang jet darat.