Brilio.net - Berdasarkan data survei dari Emarker, jumlah gadget yang beredar di Indonesia sebanyak 38,3 juta dan tidak dapat dipungkiri anak-anak juga menjadi bagian dari pemilik gadget. Contoh ketergantungan anak-anak terhadap gadget adalah hobi anak-anak memainkan permainan modern dengan gadget yang mereka miliki ketimbang memainkan permainan tradisional. Padahal permainan tradisional dapat mengajar anak tentang pentingnya sebuah pendidikan karakter seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, saling menghargai dan berbagai sikap positif lainnya. Selain itu, keberadaan permainan tradisional juga menjadi bagian dari budaya dan kearifan lokal masyarakat Indonesia.

Cara kreatif mahasiswa mendekatkan anak-anak ke permainan tradisional

Demi tetap menjaga keberadaan permainan tradisional dan menyelamatkan anak-anak dari ketergantungan terhadap gadget, empat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan terobosan kreatif. Mereka adalah Affan Arsyad, Arman Maulana, Rizqi Meiana Putri dan Tyas Titi Kinapti dengan kegiatannya bernama Pendidikan Karakter Anak dengan Permainan Tradisional (Pekarangan Tradisional).

Cara kreatif mahasiswa mendekatkan anak-anak ke permainan tradisional

"Manfaat yang dihasilkan melalui program ini adalah anak-anak dapat tumbuh menjadi seorang manusia yang memiliki karakter yang diharapakan dapat menjadi manusia yang berguna bangsa dan berperan melestarikan budaya asli Indonesia berupa permainan tradisional," jelas Affan kepada brilio.net, Jumat (14/8).

Pekarangan Tradisional memiliki program bernama 3M yaitu mengenalkan kembali, mengajarkan dan mengajak anak-anak untuk bermain permainan tradisional. Mereka juga menjelaskan kepada anak-anak tentang pendidikan karakter yang sesungguhnya terdapat dipermainan tradisional, sehingga anak-anak dapat memahami dan mendapatkan nilai-nilai moral yang disampaikan.

Hal ini memang bukan hal yang baru di Indonesia, sebab banyak komunitas yang memiki program yang sama seperti halnya melestarikan permainan tradisional yang ada di Indonesia. Akan tetapi yang membedakan program ini dengan yang lain adalah program ini menyisipkan pendidikan karakter ketika dilakukan pelatihan pelestarian permainan tradisional.

Dalam penerapan program pekarangan tradisional di lapangan, mereka pun menemukan berbagai kendala seperti koordinasi dengan mitra, dalam hal ini sekolah SD Muhammadiyah Karangturi yang menjadi tempat pelaksanaan program dan berbagai kendala lainnya. Namun, kendala demi kendala dapat mereka atasi dengan baik sehingga kegiatan pekarangan tradisional bisa berlangsung.

"Harapan kami kedepannya adalah program ini akan dapat terus berlanjut dan anak-anak yang kami berikan pelatihan dapat mengajak teman-teman mereka yang lain untuk dapat mengajarkan permainan tradisonal melalui buku panduan yang kami berikan," tandas Affan.