Brilio.net - Hajar Aswad merupakan batu istimewa yang terletak di sudut Kakbah. Hajar Aswad merupakan bahasa Arab yang berarti batu hitam. Setiap jamaah haji maupun umrah yang ada di Mekah pasti ingin sekali berkesempatan untuk mencium Hajar Aswad tersebut. Dibalik kemuliaannya, pernahkah kamu berpikir dari mana Hajar Aswad itu?

Dikutip brilio.net dari buku Sejarah Ibadah karya Syahruddin El Fikri, Senin (6/7), pada awalnya Allah memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk membangun Kakbah. Saat pembangunan Kakbah hampir selesai dan masih terdapat satu ruang kosong untuk menutupi temboknya, Nabi Ibrahim AS meminta anaknya, Nabi Ismail AS untuk mencari batu agar ruang kosong itu bisa segera tertutupi.

Ismail kemudian pergi dari satu bukit ke bukit yang lain untuk mencari batu yang paling baik. Ketika sedang mencari, Malaikat Jibril datang dan memberinya sebuah batu hitam yang paling bagus. Dengan senang hati ia menerima batu tersebut dan membawanya untuk diberikan kepada ayahnya. Nabi Ibrahim gembira dan mencium batu itu beberapa kali.

Nabi Ibrahim AS pun bertanya pada putranya, "Dari mana kamu peroleh batu ini?" Ismail AS menjawab, "Batu ini aku dapat dari yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu (Jibril)." Nabi Ibrahim AS mencium batu itu lagi dan diikuti juga oleh Nabi Ismail AS.

Sebagaimana diterangkan dalam sejumlah hadis yang diriwayatkan berbagai perawi yang terpercaya, Hajar Aswad adalah sebuah batu mulia yang berasal dari surga. Dahulu saat pertama kali diturunkan batu itu berwarna putih bagaikan susu. Namun karena dosa-dosa manusia hingga ia menjadi hitam (aswad).

Terdapat perbedaan pendapat mengenai asal mula diturunkannya. Ada yang menyebutkan bahwa batu ini diturunkan oleh Allah SWT melalui perantara Malaikat Jibril.

Sebagian lain berpendapat bahwa Hajar Aswad dibawa oleh Nabi Adam AS ketika diturunkan dari surga. Pendapat ini disampaikan oleh Ibnu Katsir dalam bukunya Qishash al Anbiyaa.

Dikutip dari berbagai sumber, di sisi lain sebagian ilmuwan menyatakan bahwa Hajar Aswad merupakan batu meteorit yang memiliki jenis aerolit/siderolit. Merujuk pada sebuah riwayat yang mengatakan bahwa Hajar Aswad dapat terapung di dalam air, maka hal itu tak sesuai dengan ciri-ciri siderolit yang selalu tenggelam jika dimasukkan ke dalam air, mengingat massa jenisnya antara 5-7 gram/cc.

Ada pula yang menyatakan bahwa Hajar Aswad diambil dari kawah Wabar, 550 km sebelah tenggara kota Riyadh. Tapi ternyata kawah tersebut terbentuk pada 9 Januari 1704 melalui jatuhnya sebuah meteor yang cukup besar berukuran 10 meter yang sangat kaya dengan besi.

Mengingat tumbukan meteor itu terjadi pada tahun 1704, maka kejadian itu ada jauh setelah Kakbah terbentuk pada sekitar 1850-1820 SM.

BACA JUGA

Di zaman Muhammad SAW, imsak ditandai selesainya bacaan quran 50 ayat

Hindari minum teh saat sahur, ini alasannya

Ini kenapa bulan dalam kalender Jawa mirip dengan kalender Hijriyah

Evolusi hijab dari masa ke masa di Indonesia, cantik dan bikin gemes

Ini proses pengamatan bulan untuk menentukan awal Ramadan dan Syawal

Ini kota di Amerika yang menerapkan hukum syariah Islam

Ini dia sahur ala anak kos masaknya pakai rice cooker dan setrikaan