Brilio.net - Ibadah umat Islam satu ini selain bernilai pahala apabila dikerjakan dengan benar, juga punya kandungan manfaat yang menunjang kerja. Jadi tak cuma punya nilai akhirat, sholat juga punya nilai keduniaan. Dikutip brilio.net dari buku "Buat Apa Shalat?! Kecuali Jika Anda Hendak Mendapatkan Kebahagiaan dan Pencerahan Hidup", berikut penjelasannya.

Belakangan, sudah mulai ada kritik terhadap teori multitasking, yakni mengerjakan banyak hal dalam waktu bersamaan. Kebiasaan orang sekarang melakukan beberapa pekerjaan secara sekaligus selain menyebabkan kualitas hasil kerjanya tak maksimal, juga dalam jangka panjang dapat menyebabkan penurunan kemampuan otak. Singkatnya, dalam banyak hal, melakukan suatu pekerjaan dalam satu waktu (one at a time) adalah yang paling baik.

Dan persis seperti inilah thuma'ninah dalam sholat. Thuma'ninah bisa diartikan dengan tidak tergesa atau memberi jeda (berhenti sebentar) dari satu gerakan ke gerakan lain. Sholat yang dilakukan dengan benar dan teratur mengajarkan dan membiasakan pelakunya memiliki kebiasaan thuma'ninah. Kebiasaan thuma'ninah dapat berdampak pada maksimalnya hasil kerja.

Gay Hendricks dan Kate Ludman, dalam Corporate Mystics, menyebutkan sikap tidak terburu-buru ini sebagai salah satu sifat para pengusaha dan eksekutif sukses di Amerika Serikat yang ditelitinya. Menurut kedua penulis, mereka terus belajar untuk berkonsentrasi pada masa sekarang, pada apa yang sedang mereka kerjakan, dan bukannya terburu-buru untuk segera melakukan pekerjaan yang selanjutnya.

Bersikap terburu-buru bukan hanya mengakibatkan hasil pekerjaan tak akan maksimal, melainkan juga menimbulkan 'keterpecahan fundamental yang hanya menghasilkan tekanan dan ketegangan' yang tidak perlu.

Sholat yang waktunya terletak pada jam-jam sibuk kerja merupakan masa untuk memperoleh ketenangan sejenak. Sebab, salah satu anjuran sekaligus kebutuhan bagi para pekerja adalah menyediakan waktu rileks di sela kesibukan. Tak sedikit yang menganjurkan untuk melakukan meditasi pada jam-jam ini sebab diyakini mampu memulihkan serta menenangkan pikiran agar dapat bekerja kembali, bahkan dapat mencapai peak performance, yaitu kondisi puncak kemampuan mengeksplor kreativitas oleh otak.

Tanpa jeda untuk menenangkan diri, kemampuan kerja otak cenderung semakin menurun. Kondisi rileks ini akan merefresh otak. Sholat menyela rutinitas sehari-hari dengan beberapa jeda. Pada jam kerja, akan ditemui jeda dua kali yaitu ketika melakukan sholat Dzuhur dan sholat Ashar.

Jadi, bagi kamu yang muslim, jangan sia-siakan 'fasilitas' dari-Nya ini. Dan yang penting juga, kamu melakukannya bukan atas keterpaksaan, tapi atas dasar kerelaan dan kesenangan hati.