Brilio.net - Setuju nggak sih dengan pernyataan bahwa inspirasi usaha itu bisa datang dari mana saja? Mungkin mayoritas orang berpikiran hal yang sama ya. Salah satunya adalah sosok mahasiswa Universitas Negeri Malang, Syamsu Dhuha, yang sukses berbisnis kaus karena inspirasi yang tak terduga tadi.

Pria yang biasa dipanggil dengan Syam ini sejak Januari lalu sudah menggeluti bisnis kaus yang diberi label Mampus (mahasiswa kampus) dan dilanjutkan dengan Kaos Koplak pada Juli lalu.

"Dulu awalnya sebenarnya lihat guyonan di meme-meme yang gambarnya pecah-pecah lalu saya buat style sendiri yang simpel tapi kocak. Tujuan awalnya ingin menghibur. Lha kok pada request gimana kalo diaplikasikan dalam kaus," cerita Syam kepada brilio.net, Senin (17/8).

Meskipun dua brand kaus tadi sama-sama bertema guyonan, namun Syam memiliki klasifikasi guyonan sendiri. Bila Mampus mayoritas berisi guyonan mahasiswa, sementara kaus koplak lebih mengarah ke lelucon umum.

Desainnya pun sepenuhnya adalah berdasarkan kreativitas Syam sendiri, namun tetap pembuatannya berdasarkan pesanan karena dimaksudkan untuk menambah pemasukan juga.

"Pemasarannya selain lewat media sosial, saya juga sering ditawari gabung ngisi stand di bazar-bazar di acara kampus dan umum. Ada juga yang saya titipkan di pusat souvenir kampus-kampus," ungkapnya.

Kaus buatan mahasiswa Desain Komunikasi Visual ini memang bisa dibilang unik dan menarik karena lelucon-lelucon yang dituliskan pada kaosnya merupakan lelucon khas mahasiswa. Misalnya saja yang bertuliskan "Kapan lulus?", "Bukan mahasiswa abadi", "IPK gak bakal dibawa mati", dan lain-lain. Itulah yang membuat kaus ini diminati masyarakat.

Meskipun berbasis di Malang, konsumen Syam sudah sampai Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Lombok, Nusa Tenggara Barat dan juga Nusa Tenggata Timur. Saking uniknya desain si kaus, tak jarang juga para konsumennya mengenakannya saat menghadiri acara-acara di luar negeri.

Untuk saat ini sendiri Syam sedang giat menambah modal usahanya dengan mencari investor dan mengikuti Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) agar pemasaran kausnya bisa dilakukan via offline. Syam tak lupa juga mengajak teman-temannya menadi reseller kaus miliknya dengan tujuan membantu menambah uang saku orang-orang sekitarnya.