Brilio.net - Ide membuat suatu karya bisa berasal dari manapun. Tak harus dari sebuah diskusi berat di perpustakaan atau lelucon. Celetukan ringan ternyata juga bisa menghasilkan ide cemerlang. Nah, inilah yang dirasakan tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada Dioniya Rani, Sheptian Dwi Caroko, dan Fuad Sumantri. Mereka berinovasi membuat bidai portable bermula dari celetukan.

Bidai adalah sebuah alat yang biasanya digunakan untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang yang patah agar tidak semakin parah.

Sheptian Dwi Charoko, salah seorang anggota tim mengatakan ide membuat bidai portable berawal dari celetukan tenaga medis di UGD RS. Sardjito Yogyakarta. Tenaga medis terkadanng mengalami kesulitan ketika memberikan pertolongan pertama kepada korban patah tulang karena tidak ada bidai yang siap digunakan.

Tenaga medis ini, kata Charoko, meminta dibuatkan bidai yang bisa dimasukkan ke dalam tas. Perlu diketahui bidai yang biasa berukuran hingga 125 cm sehingga tidak memungkinkan apabila dibawa bepergian.

Berawal dari celetukan, mahasiswa UGM ciptakan bidai portable Bidai portable. Mempermudah penanganan patah tulang

"Inovasi bidai yang dimaksud yaitu mendesain ulang bentuk bidai menjadi lebih sederhana dengan tujuan membuat bidai menjadi alat yang praktis, aman, dan ergonomis," cerita Koko pada brilio.net Kamis (24/9).

Lebih lanjut, kata Koko, keunggulan dari bidai lipat yang dikembangkan yaitu ringan, dilengkapi tali perekat, kekuatan bidai sudah teruji, dikemas dengan tas antiair, serta banyak variasi ukuran. 

Untuk saat ini Koko beserta dua orang anggota timnya berencana untuk membuat inovasi peralatan P3K lainnya setelah sukses dengan bidai portable ini.