Brilio.net - Tinggal di daerah yang banyak usaha pembuatan genteng, memberikan inspirasi luar biasa bagi diri Rachmat Bayu Nugraha. Rachmat mengamati di kawasan pembuatan genteng itu terjadi pencemaran udara akibat gas dari pembakaran. Maka, tercetuslah ide untuk membuat terobosan menangani masalah lingkungan ini.

Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu kemudian mengajak tiga rekan kuliahnya, Dian Ayumia, Darmono, dan Fanisa Deliyani untuk mewujudkan gagasan itu. Maka lahirlah sebuah alat yang mampu menanggulangi polusi tersebut yang dinamai Bola Api (Batok Kelapa Penyerap Asap Industri Genteng).

Batok kelapa bisa bikin industri genteng lebih ramah lingkungan

Batok kelapa bisa bikin industri genteng lebih ramah lingkungan

Batok kelapa bisa bikin industri genteng lebih ramah lingkungan

Prinsip alat ini menggunakan karbon aktif yang berasal dari batok atau tempurung kelapa. Arang aktif adalah arang yang telah diaktivasi dengan dua cara, fisik dan kimia, yang fungsinya untuk memperbesar pori pada arang supaya bisa menampung gas lebih banyak. Dalam hal ini, digunakan aktivasi secara fisik yaitu dengan mengalirkan gas nitrogen dan karbon monoksida.

Semakin besar pori pada karbon aktif maka semakin banyak gas yang bisa ditampung. Untuk mendapat karbon aktif terbaik dilakukan percobaan dengan variabel suhu dan waktu dengan sampel sebanyak 30 buah. "Aktivasi secara kimia lebih ribet, harus dicuci, direndam pakai larutan aktivator. Lebih simpel yang secara fisik. Malah beberapa referensi menyebut aktivasi fisika lebih baik hasilnya," ungkap Bayu selaku ketua tim.

Setelah sampel selesai, akan dilakukan analisis iodin untuk mengetahui seberapa besar pori masing-masing sampel. Selain itu dilakukan analisis Fourier Transform Infra Red (FTIR) untuk mengetahui gas apa saja yang bisa diserap oleh karbon aktif.

Program Kreativitas Mahasiswa yang diajukan pada 2015 ini telah mencapai setengah jalan. Alat ini akan berbentuk tabung berisi karbon aktif sebagai penyerap gas, dengan selang di bagian atas dan bawah tabung untuk mengalirkan gas dari sumber polusi ke udara. Setelah melewati alat ini, udara akan lebih bebas racun. "Nanti mungkin nggak 100 persen udaranya bersih, tapi paling nggak mengurangi gas-gas racunnya," aku Bayu.