Brilio.net - Beberapa bulan terakhir ini, beberapa daerah di Pulau Kalimantan dan Sumatera dilanda kabut asap dari pembakaran hutan yang masih sangat luas. Akibat kabut asap yang terus menerus, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) meningkat ke level tidak sehat.

Menurut Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, saat ini ISPU di Pekanbaru mencapai 984 psi (berbahaya), Siak 467 psi (berbahaya), Dumai 464 psi (berbahaya), Palembang 550 psi (berbahaya), Pontianak 307 psi (sangat tidak sehat), dan Banjarbaru 449 psi (sangat tidak sehat). "Semakin tinggi nilai ISPU, maka semakin tinggi tingkat pencemaran dan semakin berbahaya dampaknya terhadap kesehatan," tuturnya.

Adapun untuk ISPU terbagi dalam lima katagori, yakni >50 (sehat), 51-100 (sedang), 101-199 (tidak sehat), 200-299 (sangat tidak sehat), dan >300 (berbahaya). "Dampak berbahaya adalah kualitas udara berbahaya yang secara umum dapat merugikan kesehatan serius pada populasi," jelas dia.

Dampak dari pencemaran kualitas udara ini tentu saja amat sangat dirasakan oleh warga. Kesehatan warga adalah taruhannya, karena pencemaran udara ini memicu berbagai penyakit seperti ISPA bahkan iritasi mata. Hingga Jumat (11/9) ribuan masyarakat telah menderita ISPA. Di Kepulauan Riau ada sebanyak 15.566 jiwa, Kalimantan Selatan mencapai 53.442 jiwa.

Selain masalah kesehatan,kabut asap juga membuat jarak pandang warga menurun. Jarak pandang di Pekanbaru 1.300 m, Rengat 200 m, Pelalawan 300 m, Dumai 200 m, Jambi 350 m, Palembang 500 m. Sedangkan di Kalimantan jarak pandang berkisar 100 m-200 m.

Sampai saat ini,tim BNPB masih terus melakukan usaha pemadaman api melalui darat, udara maupun modifikasi cuaca. Namun titik api atau hotspot tetap saja masih terus menerus meningkat. "Titik panas terdekteksi 575 di Sumatera dan 1.312 di Kalimantan dan diperkirakan hingga 14 September potensi kebakaran masih tinggi karena cuaca makin kering," jelas Sutopo.

Hotspot di Sumatera masih terkonsentrasi di Sumatera Selatan 449, Jambi 93, Babel 49, dan Riau 11. Di Kalimantan ada 1.312 hotspot yaitu di Kalimantan Barat 508, Kalimantan Selatan 127, Kalimantan Tengah 579, Kalimantan Timur 95 dan Kalimantan Utara 4. Sutopo juga menambahkan bahwa akibat kabut asap yang belum teratasi ini, sekolah-sekolah di daerah Riau, Jambi, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah terpaksa diliburkan.