Brilio.net - Sudah seharusnya jika negara ingin maju dan berkembang, negara harus mendukung sumber daya manusianya untuk berkembang sehingga dengan ilmunya bisa memajukan negara tersebut. Belum hilang dari ingatan kasus pemusnahan TV rakitan warga Karanganyar oleh Kejaksaan Negeri, kini muncul lagi peristiwa kisah menyayat hati yang datang dari seorang ilmuan ahli teknologi pengobatan kanker, Warsito Purwo Taruno di Serpong, Tangerang.

Warsito merupakan ilmuan Indonesia peraih gelar doktor teknik elektro dari Shizouka University Jepang yang menemukan teknologi alat pembasmi kanker yang disebut ECCT (electro capasitive cancer treatment). Sacara sederhana ECCT merupakan teknologi berbasis elektronik, yang digunakan untuk mematikan sel kanker pada pasien yang mengidap penyakit tersebut. Untuk diketahui ECCT yang berbentuk helm dan rompi ini merupakan teknologi pertama di dunia pembunuh kanker dengan sumber gelombang listrik yang berenergi rendah, kurang dari 30 Watt.

Alat terapi kankernya dilarang Kemenkes, Warsito latih medis Polandia

Bentuk ECCT dan penemunya Warsito Purwo Taruno.

Alat terapi kankernya dilarang Kemenkes, Warsito latih medis Polandia Warsito bersama pasien pengidap kanker yang berhasil disembuhkan.

Sayangnya kini kegiatan Warsito mengobati pasien pengidap kanker tersebut harus berhenti. Pasalnya klinik yang Warsito bangun untuk memberikan harapan hidup pada pengidap kanker harus ditutup oleh pemerintah. Tepatnya pada Rabu (3/2), Kepala Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan, Tritarayati, menyatakan alat terapi kanker yang dikembangkan Warsito Purwo Taruno belum melalui uji klinis. Warsito pun hanya bisa berpasrah dengan keputusan Kemenkes tersebut.

Hebatnya, Warsito belakangan diketahui bahwa dirinya justru sedang melakukan pelatihan di negara Polandia. Melalui laman Facebooknya, Senin (8/2), Warsito mengaku bahwa dirinya sedang di negara tersebut untuk mengajarkan pelatihan ECCT kepada tenaga medis di sana.

Alat terapi kankernya dilarang Kemenkes, Warsito latih medis Polandia
Warsito saat di Polandia.

"Warsawa adalah kota lahir dari Marie Curie, fisikawan, penemu Polon dan Radon, satu-satunya wanita yang memenangkan dua kali Hadiah Nobel, pelopor radio-terapi 100 tahun yang lalu. Sekarang, kami mulai pelatihan internasional ECCT pertama untuk pengobatan kanker dari tempat pertama di mana Curie Institute of Oncology, Warsawa didirikan," ujar Warsito.