Brilio.net - Kisah Al-Zarqali ini sungguh menarik. Al-Zarqali awalnya adalah hanya seorang tukang pandai besi sederhana. Tapi di balik ksederhanaannya itu, ternyata ia memiliki keahlian dalam membuat peralatan astronomi sehingga ahli astronomi Toledo, Spanyol mendorongnya untuk belajar lebih banyak tentang teori astronomi.

Kecerdasannya pun terbukti, setelah ia belajar selama beberapa tahun, Al-Zarqali mulai membuat peralatan astronominya sendiri.

Nama lengkapnya adalah Abu Ishaq Ibrahim Ibn Yahya Al-Zarqali. Ia juga mempunyai nama latin Arzachel. Di Andalusia, ia juga disebut dengan Al-Zarqalluh dan Al-Zarqallah. Dia lahir pada 1029 M dan meninggal pada 1087 M.

Dikutip brilio.net dari buku Ilmuwan-Ilmuwan Muslim Pelopor Hebat di Bidang Sains Modern, Selasa (30/6), Al-Zarqali berhasil membuat desain astrolab baru yang canggih lalu dijadikan standar selama beberapa abad berikutnya. Astrolab merupakan instrumen astronomi zaman dahulu yang digunakan oleh astronom, navigator, dan astrolog pada era klasik.

Ada banyak fungsi dari asrolab buatannya. Seorang ilmuwan Andalusia bernama Maslama al-Majriti menemukan kegunaan astrolab untuk mensurvei lapangan dengan akurat sehingga dapat menyelesaikan masalah warisan tanah yang sudah biasa ditemukan zaman itu. Astrolab Al-Zarqali juga sangat mudah digunakan oleh astronom dengan kemampuan pas-pasan.

Di antara berbagai karyanya, karya yang terbesar adalah jam air rumit yang tidak hanya menunjukkan jam pada hari itu tetapi juga fase bulan yang sangat penting untuk umat Islam menentukan awal bulan hijriyah. Alat ini menjadi penarik turis Toledo selama berabad-abad sampai seorang pencipta yang penasaran diizinkan membongkarnya untuk melihat cara kerjanya.

Meski begitu, kontribusi Al-Zarqali tak hanya pada alat-alat praktis saja, ia juga memberikan kontribusi penting dalam dunia astronomi, seperti membuktikan bahwa titik terjenuh antara matahari dan bumi berubah sedikit setiap tahunnya terhadap latar tetap bintang-bintang. Dia mengukur pergerakan yang sangat kecil ini dan menghitung bahwa aphelion bergerak 12,04 detik setiap tahunnya. Pengukuran ini cuma berbeda sedikit dengan pengukuran modern saat ini sebesar 11,8 detik.

Al-Zarqali juga menciptakan al-manakh (almanak) pertama yang berisi sejumlah tabel yang membuat kita bisa membandingkan kalender Islam dengan kalender lainnya dengan sangat sederhana dan dengan mudah.

BERITA TERKAIT YANG WAJIB KAMU BACA:

Kisah terenyuh Sunan Giri, saat bayi dibuang ke laut oleh kakeknya

Kisah Wali Sanga, alat musik tradisional bikin orang masuk Islam

'Tapa ngeli', cara Sunan Muria menyebarkan ajaran Islam

Ternyata Fatahillah bukan Sunan Gunung Jati, ini penjelasannya

Ini asal usul falsafah dahsyat Moh Lima besutan Sunan Ampel

Tokoh punakawan, peninggalan Sunan Kalijaga sewaktu berdakwah

Kisah Sunan Kudus yang berhasil sembuhkan wabah penyakit di Arab

Shalat minta hujan Sunan Gresik selamatkan gadis yang akan jadi tumbal

Ini penjelasan kenapa semua Wali Songo terletak di pesisir utara Jawa

Begini ceritanya kenapa Raden Paku akhirnya bisa dipanggil Sunan Giri

Kisah Sunan Drajat yang selamat setelah ditolong ikan cucut

Ingin hidup damai? Terapkan Catur Piwulang ajaran Sunan Drajat ini