Brilio.net - Jorge Lorenzo sudah dinobatkan sebagai juara MotoGP 2015 setelah unggul 5 poin dari rival satu timnya, Valentino Rossi. Ini bukan sekadar kemenangan buat Lorenzo, karena Rossi juga mendapat kemenangan sendiri di mata publik dunia meski dia gagal menjadi juara.

Seusai kejuaraan, banyak sekali peristiwa yang terjadi di MotoGP 2015. Mulai yang bikin sebel, bikin deg-degan sampai bikin penonton terharu. Yang pasti, itu semua menjadi pelajaran yang bisa kita petik.

Dan, berikut 6 pelajaran yang bisa dipetik dari MotoGP 2015, dirangkum brilio.net, Senin (9/11).

1. Sportivitas

6 Pelajaran penting yang dapat dipetik dari gelaran MotoGP 2015


Sikap sportif adalah sikap yang harus dijunjung tinggi oleh siapa pun. Baik dia seorang atlet atau orang biasa. Sikap inilah yang sudah ditunjukkan oleh Rossi dengan menerima hukuman yang dijatuhkan padanya setelah terlibat insiden dengan pembalap Marc Marquez. Bayangkan saja misal Rossi merasa tidak terima dengan hukuman tersebut dan menolak membalap di race terakhir MotoGP, ia pasti mendapat banyak hujatan dari publik. Tapi, Rossi dengan gagah berani menerima hukuman tersebut dan tetap tampil gemilang di Valencia, Spanyol.

2. Konsistensi

6 Pelajaran penting yang dapat dipetik dari gelaran MotoGP 2015


Konsisten adalah kunci. Jorge Lorenzo dapat menjadi juara salah satunya adalah karena konsistensi, ia konsisten cepat hampir di semua laga. Misalnya saja ia tak menjaga performanya, mungkin ia bukan orang yang berkemungkinan besar juara setelah insiden yang melibatkan Rossi dengan Marc Marquez di Sepang.

3. Jangan curang

6 Pelajaran penting yang dapat dipetik dari gelaran MotoGP 2015


Marc Marquez harusnya tidak melakukan tindakan curang dengan terus "mbuntuti" Rossi hingga membuat insiden di Sepang terjadi. Dari banyak bukti menunjukkan, Marquez terus berada di belakang Rossi dan menempel pada pembalap seniornya tersebut. Harusnya, ia tinggal menyalip tanpa perlu menempel dan membahayakan orang lain. Akibatnya, tendangan dari Rossi yang ia dapat.

Dalam seri terakhir MotoGP semalam pun, Marquez seperti sengaja mengerem motornya agar tak melewati Lorenzo. Hal ini dikemukakan oleh analis jurnalis MotoGP dunia.

“Qué vergüenza Márquez. Lo siento. (Marquez memalukan. Saya mohon maaf),” tweet jurnalis olahraga Tancredi Palmeri di akun Twitter @tancredipalmeri, Senin (9/11/2015).

“@tancredipalmeri He never bothered to overtake him. Yet when Pedrosa overtook him he suddenly had the pace to re-take 2nd. (Dia (Marquez) tak pernah berniat untuk menyalipnya (Lorenzo). Saat Pedrosa menyalip, Marquez tiba-tiba menunjukkan kecepatannya untuk kembali ke posisi dua,” Tweet pelatih Akademi Sepakbola TSC Inggris, James Wilson, di akun @JamesGWilson91 sebagai jawaban untuk akun @tancredipalmeri.

Kamu nggak boleh meniru Marquez ya guys, karena tindakan seperti ini bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Masih untung ia tak mengalami cedera berat saat jatuh di Sepang. Nama baiknya kini justru dipertaruhkan di depan publik dunia.

4. Berjuang hingga akhir

6 Pelajaran penting yang dapat dipetik dari gelaran MotoGP 2015


Semangat inilah yang ditunjukkan oleh Valentino Rossi. Start dari nomor terakhir di Valencia, Rossi bisa finis di nomor 4. Ia tak patah semangat meski mendapat hukuman, ia tetap menunjukkan taringnya sebagai The Doctor.

5. Kendalikan emosi

6 Pelajaran penting yang dapat dipetik dari gelaran MotoGP 2015


Misalnya saja Rossi tidak emosi di Sepang hingga membuat Marquez jatuh, kemungkinan besar ialah yang berdiri di podium juara. Emosi adalah kata yang harus dijauhkan dalam hal apa pun, apalagi dalam olahraga. Seperti ketika Zinedine Zidane mananduk Marco Materazzi dalam final Piala Dunia 2006. Mungkin Prancis akan tercatat sebagai juara misalnya saja Zidane tak terlalu emosi waktu itu. Apapun yang terjadi, menjaga emosiadalah hal yang penting.

6. Jangan sombong

6 Pelajaran penting yang dapat dipetik dari gelaran MotoGP 2015


Marc Marquez adalah pembalap yang sangat mengidolakan Valentino Rossi dari kecil. Ia pernah sangat memohon-mohon untuk mendapatkan tandatangan Rossi. Kini, Marquez seperti kehilangan rasa sopan santunnya pada pembalap legendaris tersebut. Ia bertingkah seperti anak muda yang keranjingan nama besar dan lupa caranya bertanding dengan benar.

Nah, kita sebagai generasi muda harus menjunjung yang namanya sportivitas dan etika ya guys. Kita harus menang dengan cara terhormat!