Brilio.net - Bahagia memang susah didefinisikan. Lebih lagi, persoalan kebahagiaan juga lebih mengarah ke area personal. Sebagai konsekuensinya, rasa bahagia tidak mudah untuk disamaratakan. Meskipun begitu, kebahagiaan seseorang harus tetap ada alat ukurnya. Pengukuran kebahagiaan ini sengaja dilakukan karena untuk keperluan riset.

Berikut adalah lima cara mengukur kebahagiaan yang dilakukan oleh para ahli untuk keperluan riset dikutip oleh brilio.net dari livescience.com, Rabu (20/5).

1. Status Twitter
Sebuah jurnal bernama PLOS ONE pernah menggunakan jejaring sosial Twitter dalam penelitiannya. Para peneliti menganalisis kata-kata dan geotagging dari status pengguna Twitter untuk meneliti negara bagian yang paling bahagia di Amerika. Hasilnya menyebutkan bahwa Hawaii merupakan negara yang paling bahagia.

2. Facebook
Tidak hanya Twitter saja, Facebook juga pernah menjadi alat pengukur dalam kebahagiaan. Para ahli mengenalisis penggunaan emoticon dan kondisi seseorang melalui status Facebook. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 2014. Hasilnya menyebutkan bahwa status bahagia di Facebook sering muncul setiap Senin malam.

3. Instagram
Berbeda dengan dua jejaring sosial sebelumnya, Instagram ini lebih difokuskan mengukur kebahagiaan dengan senyuman pada foto. Hal ini sengaja dilakukan karena platform Instagram lebih dikhususkan untuk mengungah foto. Sebuah perusahaan bernama Jepac City Guides mengumumkan bahwa Brazil merupakan negara paling bahagia jika dinilai dari Instagram.

4. Gross National Happines (GHN)
Standar pengukur kebahagiaan ini resmi dipakai oleh beberapa organisasi internasional. Banyak sekali pertimbangan-pertimbangan yang dianalsisis untuk mengetahui kebahagiaan seseorang. Mulai dari kesehatan, pendidikan, managemen waktu, budaya, kualitas pemerintah, dan hal lainnya.

5. Kronologi kebahagiaan
Ukuran ini dilakukan untuk mendefinisikan kebahagiaan. Perubahan pengertian dan pemahaman "bahagia" yang sering berubah-ubah melahirkan pengalaman bahagia yang berbeda pula. Makanya ukuran ini lahir. Sebuah kajian dalam jurnal Personality and Social Psychology telah meneliti definisi bahagia lebih dari 30 negara.