1. Surga di Telapak Kaki Ibu.

 

Lagu pertama dalam rangkuman ini berjudul Surga di Telapak Kaki Ibu. Dari judulnya saja sudah bisa ditebak isi lirik dari lagu ini. Namun, Nasida Ria dalam lagu ini menggambarkan peran seorang ibu yang begitu krusial dalam kehidupan kita. Tidak ada manusia yang lebih mulia dari seorang ibu. Nasida Ria bahkan menggunakan majas hiperbola untuk menggambarkan seberapa penting kita harus memuliakan ibu.

"Lautan kasih sayang pada setiap insan. Mataharinya alam sebagai perumpamaan. Dunia, isinya, belumlah sepadan sebagai balasan ibumu melahirkan," kata Nasida Ria dalam lirik lagu tersebut.

Seiring dengan begitu banyaknya lagu-lagu yang bertema ibu, lagu Surga di Telapak Kaki Ibu karya Nasida Ria merupakan ekspresi dalam mencintai ibu dengan cara lebih religius. Dalam agama Islam, seorang ibu digambarkan sebagai orang tua yang paling dahulu dihormati dibanding ayah. Bahkan levelnya tiga tingkat di atas seorang ayah. Doa seorang ibu terhadap anak pastilah dikabulkan, begitu pula dengan kutukannya pasti akan menjadi kenyataan.

2. Kota Santri.

 

Lagu selanjutnya berjudul Kota Santri. Isi lirik dalam lagu ini adalah suasana di kota santri yang tak lain adalah pondok pesantren. Diketahui bahwa pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam terpadu yang berasrama. Murid-murid yang belajar di pesantren disebut santri atau santriwati. Biasanya, pesantren berbentuk sebuah kompleks yang terdiri dari masjid, gedung asrama, dan sekolah. Tak jarang sebuah pesantren terdiri dari berbagai macam fasilitas pendidikan baik formal maupun nonformal yang ada dalam kawasan lahan puluhan hektar. Nah, lagu ini menggambarkan betapa antusiasnya seorang anak yang akan masuk ke dalam pesantren dan menjadi santri.

3. Tahun 2000.

 

Jika biasanya lagu-lagu bertema fenomena sosial dinyanyikan oleh grup band bergenre rock, Nasida Ria sebagai band qasidah juga punya lagu dengan tema tersebut. Judul lagunya adalah Tahun 2000. Uniknya, lagu ini diciptakan pada tahun 1985, bukan tahun 2000. Lagu ini berisi tentang kecemasan akan datangnya suatu zaman di mana kehidupan akan sangat berubah secara total. Pada tahun 2000, kata Nasida Ria, pekerjaan akan dilakukan dengan serba mesin.

"... penduduk makin banyak, sawah ladang menyempit, mencari nafkah makin sulit, tenaga manusia banyak diganti mesin, pengangguran merajalela," kata Nasida Ria dalam lirik lagu Tahun 2000.

Namun begitu, Nasida Ria dalam lagu ini tetap berpesan untuk mengajak para pemuda tetap semangat menyongsong zaman tersebut berbekal ilmu dan iman.

4. Bom Nuklir.

 

Maraknya konflik bersenjata yang kerap terjadi di berbagai belahan dunia turut menjadi sorotan bagi Nasida Ria. Perang antarnegara-negara di dunia yang mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan terhadap Bumi menjadi keresahan selanjutnya dalam lagu Bom Nuklir. Perang di era modern merupakan perang yang sangatlah mengerikan seiring dengan kecanggihan teknologi persenjataan paling mutakhir. Senjata perang yang digunakan tak hanya untuk membunuh lawan, namun senjata tersebut berkembang menjadi senjata pemusnah massal.

Salah satu senjata pemusnah massal yang ada saat ini adalah bom nuklir. Ledakan dari senjata pemusnah ini menimbulkan akibat yang sangat mengerikan. Manusia, hewan, dan tumbuhan akan mati terkena ledakannya. Bagi mereka yang selamat, keadaannya tak jauh beda dengan yang mati. Mereka selamat dengan keadaan cacat dan tak berdaya sebagai manusia.

"Wahai pencipta bom nuklir terlaknat, mengapa kau undang hari kiamat? ciptakan saja obat yang berguna. Lipat gandakan hasil pertanian, agar tak tercipta kelaparan. Demi kesejahteraan manusia, hentikan saja produksi bom nuklir!" kata isi lirik Bom Nuklir karya Nasida Ria.

5. Wartawan Ratu Dunia.

 

Nasida Ria sebagai grup qasidah legendaris tak luput untuk menyanjung peran wartawan dalam kehidupan masyarakat. Mereka menyebut wartawan sebagai "Ratu Dunia". Begitulah judul lagu selanjutnya karya Nasida Ria, Wartawan Ratu Dunia.

Sebagai seorang yang bekerja menulis, dan mengabarkan berbagai informasi kepada khalayak, menurut Nasida Ria wartawan disebut mereka yang mampu memengaruhi pendapat orang. Wartawan pun disebut luar biasa jasanya dalam membangun Dunia. Namun, Wartawan juga akan menjadi malapetaka dalam kehidupan masyarakat jika wartawan lalai, dan tidak bertanggung jawab dalam kerjanya memberitakan berbagai macam informasi.

"Tetapi bila wartawan suka membuat keonaran, tak jujur suka berdusta, tak beriman tak bertaqwa, (mereka) bisa merusak dunia, ibarat racun dunia!" tegas Nasida Ria dalam lirik lagu tersebut.