Brilio.net - Grup band qasidah Nasida Ria kembali populer dalam beberapa hari terakhir. Pasalnya, grup musik yang dikenal berkat lagu Perdamaian ini berkesempatan untuk menggelar konser di luar negeri. Yang lebih mengagumkan, mereka berhasil tampil di salah satu negara di Eropa yakni Jerman. Nasida Ria menjadi salah satu penampil dalam rangkaian sebuah festival musik Documenta Fifteen di Kota Kassel, Jerman pada Sabtu lalu (18/6).

Selain Perdamaian, simak 9 lagu Nasida Ria yang penuh pesan mendalam berbagai sumber

foto: Instagram/@nasidariasemarang

Nasida Ria merupakan grup band qasidah asal Semarang yang dibentuk sejak tahun 1975. Grup ini dibentuk oleh Haji Mudrikah Zain, seorang guru qiro'at yang kemudian mengumpulkan sembilan muridnya untuk membuat sebuah grup musik. Awalnya, mereka hanya menyanyikan lagu-lagu dengan bahasa Arab atau senandung shalawat Nabi menggunakan alat rebana sebagai pengiringnya. Namun, berkat sumbangan sebuah piano organ yang diberikan oleh salah satu penggemarnya, grup ini semakin mengembangkan gaya musiknya apalagi mereka menambah instrumen alat musik berupa gitar bass, gendang, dan biola.

Gaya musik Nasida Ria memang terbilang unik. Pasalnya, mereka memadukan musik gaya Arab klasik dengan dangdut dan musik barat. Lagu-lagu yang diciptakan pun tak melulu soal hal-hal yang berbau agama. Nasida Ria juga menciptakan lagu dari berbagai tema seperti sosial, politik, dan fenomena kehidupan.

Salah satu lagu yang cukup populer di masyarakat adalah lagu berjudul Perdamaian. Lagu ini bahkan sudah dicover oleh grup qasidah lain. Bahkan grup band GIGI pernah menjadikan lagu ini sebagai salah satu lagu dalam album mereka yang bertajuk Pintu Sorga. Musik yang menyejukkan, lirik yang mendalam, membuat para pendengar tak pernah bosan untuk memutar lagu-lagu Nasida Ria dalam berbagai kesempatan.

Nah, selain Perdamaian, grup Nasida Ria juga punya lagu yang tak kalah bagus dan punya pesan tersendiri. Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu (22/6), simak sembilan lagu Nasida Ria yang punya pesan mendalam.

 

Reporter: Muhamad Ikhlas Alfaridzi