Brilio.net - Bagi sebagian orang, membedakan kanan dan kiri adalah perkara yang mudah atau sepele. Akan tetapi hal ini bisa menjadi persoalan yang penuh tantangan bagi sebagian lainnya. Sebenarnya banyak orang yang mengalami hal ini, tidak bisa membedakan antara kanan dan kiri. Terlebih lagi, fenomena ini lebih banyak menyerang cewek dan orang yang sudah tua sebagaimana dikutip oleh brilio.net dari Big Think, Rabu (23/9).

Seorang ahli dari Queen’s University Belfast bernama Gerard Gormly menjelaskan bahwa orang yang tidak bisa membedakan antara kanan dan kiri mengalami proses yang kompleks. Hal ini terjadi karena saat kamu membedakannya, banyak elemen yang mempengaruhinya. Mulai dari kemampuan sensorik, pengolahan informasi visual, skill bahasa, dan ingatan. Bahkan untuk menguliti fenomena ini juga diperlukan teori dari psikologi dan juga ilmu syaraf.

Orang-orang yang mengalami hal ini sering merasa terancam ketika ada orang lain memberikan arahan seperti "belok kanan" atau "belok kiri". Saat aba-aba itu diterima, mereka sempat berhenti untuk memikirkannya. Saat itulah otaknya sadar bahwa perintah itu berubah menjadi hal yang tidak "nyaman" untuk diproses oleh otaknya.

Dalam penelitiannya, Gerard mengujicobakan kepada mahasiswa kedokteran berjumlah 234 orang. Masing-masing mahasiswa diuji untuk membedakan antara kanan dan kiri di sebuah rumah sakit. Saat penelitian berlangsung, Gerard juga memberikan pertanyaan klinis untuk melihat reaksi mahasiswa saat membedakan kanan dan kiri. Selain itu, suara bising dari rumah sakit ternyata mampu mempengaruhi mereka dalam membedakan antara kanan dan kiri.