Brilio.net - Seiring meningkatnya gaya hidup masyarakat modern, penggunaan smartphone atau ponsel pintar juga semakin mengalami peningkatan. Tak hanya berguna sebagai akses informasi, tapi juga sebagai sarana mengekspresikan diri di media sosial. Selain itu ternyata smartphone bisa mendeteksi tingkat depresi dari penggunanya.

Dilansir brilio.net dari Mirror, Selasa (28/7), pengguna yang terlalu lama menghabiskan waktu dengan ponselnya akan semakin berisiko mengalami depresi. Pelacakan jumlah menit penggunaan ponsel dan lokasinya dapat memberikan petunjuk tentang pikiran seseorang. Hayo!

Para ilmuwan menemukan bahwa pengguna ponsel bisa menghabiskan empat kali lebih lama setiap hari menggunakan gadget. Individu yang mengalami depresi rata-rata sekitar 68 menit dalam penggunaan ponsel sehari-hari. Sedangkan orang-orang yang lebih bahagia, rata-rata hanya menghabiskan 17 menit dengan ponsel mereka.

GPS tracking pada ponsel mengungkapkan orang-orang yang menghabiskan waktu sebagian besar di rumah atau di beberapa lokasi secara rutin lebih cenderung menunjukkan tanda-tanda depresi.

"Arti penting dari penelitian ini adalah kita dapat mendeteksi jika seseorang mengalami gejala depresi dan tingkat keparahan gejala yang dialami mereka tanpa meminta mereka bertanya," kata Peneliti utama David Mohr, seorang profesor dari Northwestern University Feinberg School of Medicine.

"Kami sekarang memiliki ukuran yang obyektif dari perilaku yang berhubungan dengan depresi. Dan kami mendeteksinya dengan pasif."

Psikolog klinis menambahkan bahwa ketika orang mengalami depresi, mereka malah cenderung menarik diri dan tidak memiliki motivasi atau energi untuk pergi keluar dan melakukan hal-hal yang lebih menarik. Hal ini yang membuat mereka lebih memilih berselancar di dunia maya atau bermain gamu, bukannya malah berbicara atau pergi keluar rumah dengan teman-teman.

"Orang-orang cenderung menggunakan ponsel mereka untuk menghindari berpikir dari hal-hal yang mengganggu, perasaan menyakitkan atau hubungan yang sulit," kata Mohr.

Penelitian di Illinois, Amerika Serikat ini menganalisis lokasi GPS dan penggunaan ponsel pada 20 wanita dan 8 pria dengan usia rata-rata 29 tahun selama lebih dari dua minggu. Sensor melacak lokasi GPS setiap lima menit.

Awalnya, peserta akan diberi pertanyaan tentang gejala emosional untuk mendiagnosa depresi seperti kesedihan, kehilangan, kesenangan, perasaan putus asa, gangguan tidur dan nasfu makan serta sulit berkonsentrasi.

Hasilnya, setengah dari peserta menunjukkan tanda-tanda depresi dan separuh lainnya memiliki gejala mulai dari ringan sampai depresi berat. Selain itu, ditemukan juga bahwa penggunaan smartphone lebih handal dalam mendeteksi depresi daripada pertanyaan harian yang dijawab peserta.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Medical Internet Research ini diklaim 87 persen berhasil dalam diagnosis dan mengidentifikasi orang-orang dengan gejala depresi.

"Kami akan melihat apakah kita dapat mengurangi gejala depresi dengan mendorong orang untuk mengunjungi lebih banyak tempat sepanjang hari, memiliki rutinitas lebih teratur, menghabiskan lebih banyak waktu di berbagai tempat atau mengurangi penggunaan ponsel," kata Sohrob Saeb, ilmuwan komputer.