Brilio.net - Sudah berhari-hari seorang ibu terperangkap banjir bersama anak laki-lakinya. Air setinggi 2 meter telah merendam rumah bahkan perkampungan mereka. Beruntung selama banjir itu mereka bisa naik ke lantai dua menyelamatkan diri.

Kendati demikian, mereka kesusahan untuk makan. Hanya sisa roti yang bisa mereka makan. Suatu kali si anak meminta makan kepada ibunya.

"Bu, aku lapar," rengek anaknya.

"Ini nak, makanlah," jawab si ibu sambil memberikan beberapa pinggiran roti.

"Bukankah ini pinggiran roti yang sering ibu sisihkan?" tanya sang anak sambil menerima pinggiran roti tersebut.

"Iya, nak," jawab sang ibu singkat.

"Apakah ini bisa dimakan, Bu?" tanya sang anak lagi.

"Bisa, nak. Karena itu sudah kena keringat ibu, pasti bisa dimakan," jawab ibunya sambil tersenyum getir.

Kemudian si anak memakan pinggiran roti itu dengan lahapnya. Setelah kenyang anak tersebut tertidur di pangkuan ibunya.

Si ibu menunggu anaknya bangun sambil berdoa dalam hati, "Semoga regu penyelamat segera datang sehingga anakku bisa selamat dan tidak kelaparan lagi."

Setelah cukup lama tertidur, anaknya pun bangun. Seiring anaknya bangun, si ibu mengambilkan pinggiran roti yang tersisa kepada anaknya sambil berujar, "Peganglah ini, nak. Kalau kamu lapar makanlah!".

Kemudian si ibu berkata lagi, "Ibu sedikit lelah, boleh ibu istirahat sebentar? Sebentar lagi regu penyelamat pasti datang," ujar si ibu merebahkan badannya.

"Iya, tak apa bu," jawab anaknya sambil memijit kaki ibunya.

Kemudian ibu itu tertidur dengan lelap. Tak berapa lama datanglah regu penyelamat.

"Ada orang di dalam?" teriak regu penyelamat di depan rumah, dari atas perahu karet yang mereka kendarai.

"Ada, aku dan ibuku. Tapi ibuku sedang tidur bolehkah dibangunkan nanti?" sahut si bocah dari dalam.

Seketika itu regu penyelamat langsung masuk ke rumah dan melihat anak kecil itu sedang memakan pinggiran roti sambil menunggui ibunya.

Regu penyelamat mengecek keadaan ibu-anak tersebut. Ternyata ibunya tidak bisa bangun. Ibu anak tersebut ternyata sudah meninggal.

Jadilah regu penyelamat mendekati anak kecil tersebut. Anak kecil itu sendiri sudah tahu bahwa ibunya sudah tidak ada sebelum datang regu penyelamat. Kemudian anak tersebut memakan pinggiran roti terakhir yang diberikan oleh ibunya.

"Nak, kenapa kamu makan pinggiran roti yang tidak enak itu? Makanlah rotiku yang masih enak ini! kata salah satu regu penyelamat sambil memberikan roti baru kepada anak kecil tersebut.

"Tidak paman. Pinggiran roti ini sudah kena keringat tangan ibuku, jadi pasti enak," jawab bocah laki-laki tersebut berwajah melas.

"Apa iya? Kalau begitu bolehkah aku ikut merasakannya?" pinta salah satu regu penyelamat.

Si anak kecil itu memberikan beberapa pinggiran roti tersebut. Kemudian memakannya sambil meneteskan air mata. Mungkin setiap gigitan kecil dari pinggiran roti tersebut mengingatkan tentang kenangan manis kepada ibunya.

Apa yang bisa kamu peti dari cerita di atas?

Setiap ibu akan melakukan apa saja untuk anaknya. Seperti kisah di atas, si ibu yang akan meninggal memberikan sisa pinggiran kue kepada anaknya.

Mungkin ibumu tidak mewariskan sesuatu yang mewah. Tapi lihatlah niat tulusnya sebelum segala sesuatunya terlambat. Jadi hormatilah orangtua kalian. Jangan pernah kecewakan mereka.