Brilio.net - Tubuh manusia memiliki sekitar 650 otot rangka. Semua itu bekerja bersama-sama secara harmonis yang memungkinkan kamu berjalan, duduk, berbicara, atau mengedipkan mata pada seseorang.

Lantas, pernahkan kamu berpikir bahwa gerakan tubuh memiliki isyarat tertentu?

"Bahasa non-verbal kita mengatur bagaimana orang lain berpikir dan merasa tentang kita," kata psikolog terkenal, Amy Cuddy. Itu artinya bahasa tubuh atau komunikasi non-verbal merupakan cara untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain.

Dikutip brilio.net dari A Plus, Rabu (12/8), berikut bahasa tubuh yang dapat kamu artikan.

1. Pupil membesar menunjukkan antusiasme
Pupil mata merespons perubahan dalam pencahayaan, sehingga misalnya suatu waktu ukuran pupil meningkat saat gelap, dan mengecil saat cahaya terlalu benderang. Proses yang sama terjadi ketika kita berkomunikasi dengan seseorang.

Menurut penelitian, pupil melebar menunjukkan ketertarikan dan semangat. Sebaliknya, jika melihat sesuatu yang tidak menyenangkan, maka pupil akan biasa saja. Para profesional dari pelatihan bisnis Science of People menyatakan bahwa pengiklan cenderung memperlebar pupil model mereka supaya membuat merek terkesan ramah dan menarik.

2. Kontak mata yang intens berarti orang tersebut berbohong
Meski pun kebanyakan orang berpikir kurangnya kontak mata menunjukkan ketakutan dan kebohongan, profesor psikologi sosial Aldert Vrij justru menyatakan sebaliknya. Seperti yang Vrij sampaikan di website resmi Psychology Today, pembohong patologis justru terlibat lebih besar dalam kontak mata lebih besar. Hal ini disebabkan mereka mencoba meniru perilaku lawan bicara yang sering berasosiasi dengan kebenaran dan kejujuran.

Namun begitu, dalam beberapa budaya, ada yang menganggap kontak mata merupakan ketidaksopanan. Studi etnis dari profesor Kris Rugsaken adalah contoh yang menarik, di Jepang orang menutup mata selama rapat justru dianggap tidak bosan terhadap isi pembicaraan. Sementara itu di tempat lain, ada yang menganggap tindakan menutup mata adalah tindakan kurang ajar sebab menunjukkan kita tidak memperhatikan orang lain bicara.

3. Melihat ke atas dan ke kanan adalah tanda kebosanan dan pengabaian
Studi menunjukkan bahwa arah mata sering dapat memberitahu kita tentang perasaan atau pikiran orang lain terhadap sesuatu. Misalnya, orang cenderung melihat ke kanan saat mencoba mengingat sebuah suara (lagu, nama, dan sebagainya), dan ke kiri ketika mereka berpikir tentang sesuatu visual (warna, bentuk, dan sebagainya).

Menurut website resmi Psychologist World, orang yang melihat ke kanan juga menunjukkan orang tersebut memasuki imajinasi dan pikiran kreatif. Namun juga bisa berarti mereka berbohong.

4. Alis terangkat sering berarti khawatir atau cemas
Menurut Psychologist World, perasaan dan emosi positif terhadap seseorang dapat mengubah tingkat kedipan kita, membuat kita lebih sering berkedip daripada rata-rata (6-10 kali per menit). Namun mengangkat alis sering kali menjadi sinyal rasa khawatir, ketakutan, dan ketidaknyamanan.

5. Sering menggaruk hidung mengungkapkan ketidakjujuran dan penipuan
Menggaruk hidung dapat dikatakan salah satu indikator paling populer orang sedang berbohong. Pamela Meyer, pendiri Calibrate (sebuah perusahaan pelatihan deteksi penipuan), mengatakan bahwa orang-orang yang berbohong akan sering berulang kali menggaruk hidung, menarik telinga mereka, atau menutup mulut mereka.

Di sisi lain, menyentuh secara tak sadar hidung bisa berkaitan dengan stres, seperti yang diungkapkan pakar bahasa tubuh Janine Driver kepada Cosmopolitan. Jadi, dapat dikatakan poin ini terkait konteks.

6. Menggigit bibir menunjukkan rasa takut dan cemas
Sudah jadi rahasia umum kalau bibir merah merona seakan mengesankan keseksian dan gairah. Tapi menurut ahli bahasa tubuh Blake Eastman, menggigit dan mengunyah bibir sering menunjukkan rasa takut dan kecemasan. Hal ini dapat berarti orang tersebut tidak nyaman dalam situasi tertentu atau terhadap sesuatu.

7. Tanda senyum palsu sangatlah sederhana
Senyum yang tulus atau benar-benar senyuman adalah senyum yang melibatkan mulut, telinga, tulang pipi, dan ada kerutan di sekitar mata. Sementara senyum palsu atau dipaksakan hanya mencakup bibir semata.

Sebagai catatan, hasil percobaan para ilmuwan di Princeton University, orang tidak benar-benar tahu perbedaan emosi yang sangat positif dan sangat negatif ketika hanya melihat ekspresi wajah. Orang perlu gerakan tubuh, misalnya gerakan tangan, untuk memperjelas emosi orang lain, entah sedang senang, sedih, kecewa, dan lain sebagainya.

8. Lengan dan tungkai disilangkan bisa menyabotase memori seseorang
Banyak yang mengasumsikan lengan disilangkan menunjukkan orang tersebut sulit didekati atau tertutup. Namun para ilmuwan mengklaim bahwa itu hanya spekulasi subjektif. Kadang orang melakukannya karena kedinginan atau memang itulah cara yang nyaman.

Namun begitu, menyilangkan lengan atau tungkai mungkin memiliki efek pada memori. Carol Kinsey Goman, kontributor Forbes, melaporkan bahwa peneliti bahasa tubuh, Allan dan Barbara Pease menemukan bahwa keterbukaan fisik (lengan dan tungkai tidak dilipat) meningkatkan peluang untuk mengingat sesuatu sebesar 38%.

9. Kaki seseorang bisa tentang pikiran dan emosinya
Goman mengatakan bahwa peningkatan gerakan kaki dapat menunjukkan stres, kegelisahan, dan kecemasan. Menyeret atau memutar-mutar kaki bisa juga mengartikan orang tersebut dalam keadaan emosional yang buruk.

Bahkan arah kaki berbicara banyak tentang komunikasi seseorang. Katakanlah saat berbicara dengan orang lain, tubuh bagian atasmu menghadap orang itu, tapi kakiku menunjuk ke arah lain, bisa jadi sinyal kamu malas bercakap-cakap dengan orang itu.

10. Mengangkat bahu sinyal kelemahan dan keraguan
Ahli zoologi Inggris Desmond Morris pernah mengatakan bahu lebar, seperti yang ditemukan di patung Yunani kuno, melambangkan kekuatan dan kejantanan. Bahu yang lebar, lurus, dan bentuk badan berpostur "V", menunjukkan dominasi. Itulah alasan kita cenderung mengikuti pemimpin yang berdiri lurus, tidak mengangkat bahu atau merasa gelisah.

Tapi bahu juga dapat menyiratkan suka cita, sikap main-main, dan rayuan. Menurut Joe Navarro dari Psychology Today, perempuan di beberapa budaya menggunakan bahu mereka untuk menarik perhatian lawan jenis.

11. Postur tubuh yang tinggi memengaruhi cara kita merasa tentang diri sendiri
Amy Cuddy mengatakan ada dua jenis postur tubuh: yang kuat dan yang tidak berdaya. Pose tubuh yang kuat adalah terbuka, lengan dan kaki melebar, bahu tertarik ke belakang alias dada membusung. Sementara pose tubuh tidak kuat adalah tertutup, bahu terangkat, kaki menutup.

Yang menarik menurut Cuddy adalah sikap kita ternyata membuat perubahan kimia dalam tubuh kita yang terkait erat dengan perasaan positif atau negatif yang kita rasakan.

Studi Cuddy menunjukkan bahwa orang yang memantapkan postur tubuhnya menimbulkan aliran testosteron, yaitu hormon "kekuatan". Sedangkan tubuh yang tidak kuat justru meningkatkan kadar 'kortisol', yaitu hormon stres, yang membuat kita merasa kewalahan dan kurang aktif.