Brilio.net - Bagi sebagian besar mahasiswa perantauan tentu lebih memilih tinggal di kos daripada di asrama. Jelas alasannya karena lebih bebas, lebih memiliki privasi dan tentunya kita bisa mengatur kamar sesuai dengan keinginan kita. Namun memang tidak semua mahasiswa dapat menikmati kemewahan tersebut. Karena tentunya ada kendala biaya dan kekhawatiran dari orangtua seperti yang dialami oleh Nana (19), salah satu mahasiswi universitas swasta di Jombang, Kota Santri.

Nana bercerita, dirinya sudah selama 1,5 tahun tinggal di asrama putri milik kampusnya. Awalnya Nana ingin kos saja, namun tidak diizinkan oleh orangtuanya karena alasan keamanan dan ekonomi.

"Kan kalau di asrama hanya bayar Rp 125.000 tapi kalau kos bisa bayar lebih dari Rp 400.000 per bulannya. Bedanya lumayan banget bedanya. Lagipula kalau di asrama itu kan orangtua saya lebih merasa aman," ujar Nana kepada brilio.net melalui layanan story telling bebas pulsa ke 0-800-1-555-999, Rabu (2/3).

Walau begitu ada beberapa hal yang kurang menyenangkan mengenai soal fasilitas di asrama tersebut. Misalnya, kamar Nana kebetulan berada di lantai empat sedangkan kamar mandi asrama hanya ada di lantai satu. Sehingga menyebabkan para mahasiswi kamar atas kerepotan kalau akan menggunakan kamar mandi. Tidur juga harus berdesak-desakkan dengan 18 mahasiswi lainnya dengan alas karpet, belum lagi mereka kebingungan bagaimana harus mengatur barang-barang.

"Belum lagi dulu listriknya juga sering mati, jadi kalau ada yang nyetrika lebih dari dua orang mesti listriknya langsung mati. Bayangin aja, padahal dalam satu asrama ada 70 orang. Jadi kalau mau nyetrika benar-benar nggak boleh barengan. Udah gitu banyak tikus sering lewat di kamar kami," ujar gadis yang kuliah di jurusan Agama Islam ini.

Tidak hanya sampai di situ saja, untuk belajar dan mengerjakan tugas pun diperlukan tenaga ekstra karena mereka tidak bisa bebas mengerjakan di asrama karena susah konsentrasi gara-gara ramai. Nana selalu mengerjakan tugasnya di kampus, sedangkan untuk menjelang UTS dan UAS Nana harus belajar ekstra, apalagi teman sekamarnya berbeda-beda jurusan sehingga lebih susah lagi dalam belajar menjelang ujian.

Walau begitu Nana tetap merasa ada kesenangan tersendiri tinggal di asrama, selain teman-temannya yang seru, secara agama pun mereka dididik lebih baik. Sholat dan mengaji selalu teratur, untuk jam malam mereka dibolehkan di luar asrama maksimal hingga pukul 20.00 sehingga kehidupan mereka juga lebih teratur.

Cerita ini disampaikan oleh Nana melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!