Brilio.net - Apakah kamu seorang wanita yang bekerja di kantor? Pernah merasa kedinginan akibat AC, sementara di luar suasana cerah cenderung panas?

Ternyata, itu bukan semata soal AC, ladies. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature Climate Change, mengklaim bahwa peraturan iklim dalam ruangan didasarkan pada model-model dari tahun 1960 yang hanya memperhitungkan tingkat metabolisme manusia rata-rata, yang 35 persen lebih cepat daripada rata-rata perempuan, seperti dikutip brilio.net dari People, Jumat (7/8).

Penelitian yang berjudul 'Energy Consumption in Buildings and Female Thermal Demand' menunjukkan akibat dari model ruangan tersebut, wanita yang bekerja di kantor-kantor, lebih merasakan dingin ketimbang seharusnya, atau dengan kata lain, tempat kerja seperti itu tidak ramah bagi wanita. Jelas mengurangi kenyamanan kaum hawa selama bekerja.

Penulis penelitian, Boris Kingma dan Wouter van Marken Lichtenbelt (keduanya pria) menyimpulkan bahwa harus ada penyesuaian kembali suhu internal bangunan sehingga semua orang nyaman, baik pria maupun wanita, sehingga bisa menghemat energi.

Penelitian tersebut menekankan poin utama bahwa model kenyamanan termal perlu menyesuaikan standar metabolisme, termasuk bagi perempuan. Hal ini pada gilirannya akan memungkinkan prediksi yang lebih baik pada konsumsi energi bangunan bersangkutan, dengan mengurangi bias pada kenyamanan termal dari sub populasi setiap individu.

Sebuah artikel di New York Times berkaitan dengan poin penelitian tersebut, menunjukkan bahwa faktor-faktor lain dapat berkontribusi pada ketidaknyamanan. Misalnya, di kantor-kantor resmi, pria mungkin mengenakan jas dan dasi bahkan saat cuaca sedang panas, tapi wanita cenderung mengenakan pakaian yang biasa saja.

Hmmm..., apa pendapatmu ladies, soal ini?