Brilio.net - Rasanya nggak mungkin kalau zaman sekarang kamu nggak kenal sama 'mainan' bernama Twitter. Media sosial berlogo burung berkicau itu bisa dikatakan masih menjadi media sosial populer di Indonesia setelah Facebook.

Tapi tahukan kamu, jika ada penelitian terbaru menunjukkan bahwa isi kicauan kamu di media sosial Twitter dapat mengungkapkan tingkat penghasilan kamu. Wow!

Dilansir brilio.net dari The Times of India, Jumat (2/9), tim peneliti telah menganalisis lebih dari 10 juta tweet dari lebih dari 5.000 pengguna Twitter dan menemukan bahwa mereka yang berpenghasilan lebih, cenderung mengekspresikan ketakutan dan kemarahan di Twitter. Sementara itu, mereka yang berkicau optimis biasanya memiliki pendapatan rata-rata lebih rendah.

Isi kicauan dari orang yang berpendapatan rendah mencakup kata-kata umpatan, sedangkan yang memiliki penghasilan tinggi sering membicarakan politik, perusahaan, dan dunia non-profit.

"Pengguna dengan penghasilan rendah atau dari kalangan sosial-ekonomi rendah, menggunakan Twitter lebih sebagai suatu komunikasi yang menunjukkan diri mereka atau berkaitan dengan diri sendiri," kata Nikolaos Aletras dari University College London, Inggris.

Sementara itu, orang-orang dengan penghasilan tinggi menggunakan media sosial yang didirikan Jack Dorsey ini untuk menyebarkan berita, dan lebih menggunakannya untuk kepentingan profesional ketimbang pribadi.

Untuk percobaan ini, para peneliti memulai dengan melihat pekerjaan pengguna Twitter. Di Inggris sendiri, sistem kode pekerjaan terbagi menjadi sembilan kelas. Dengan hirarki ini, para peneliti menentukan pendapatan rata-rata untuk setiap kode, kemudian mencari sampel pada setiap kode atau hirarki tersebut. Dari proses 'penyaringan' yang dilakukan, ketemulah 5.191 pengguna Twitter dan lebih dari 10 juta tweet untuk dianalisis.

Dari proses itu, peneliti lalu menciptakan algoritma pengolahan bahasa alami secara statistik yang mengelompokkan kata-kata 'khas' setiap kode.

Jadi, apa pendapatmu tentang hasil penelitian ini? Kalau pengguna Twitter di Indonesia kira-kira gimana ya?