Brilio.net - Obat semprot atau inhaler bagi penderita asma bisa jadi alat pertolongan pertama saat mengalami serangan atau gejala asma kapanpun dan dimanapun. Penggunaan inhaler cukup efektif untuk meredakan asma dengan cepat, apalagi bentuknya kecil sehingga sangat mudah untuk dibawa kemana-mana. Tak hanya itu, cara penggunaannya pun terbilang cukup sederhana. Kamu cuma perlu menekannya lalu menghirupnya untuk mengurangi asma. Mudah kan? Tapi berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dikompilasi dalam laporan British Lung Foundation, hampir 90% penderita asma di seluruh dunia tidak memiliki teknik yang baik dalam penggunaan inhaler.

Dengan kata lain, hanya 5% dari obat ini benar-benar mencapai paru-paru penderita asma ketika mereka mengisap inhaler. Bahkan lebih buruk menurut sebuah studi yang dilansir brilio.net dari Mirror.co.uk, Sabtu (5/9), menyatakan bahwa hanya 1 dari 10 penderita PPOK melakukan langkah-langkah penting untuk menggunakan inhaler dengan benar. Masalah ini sebagian besar berasal dari dokter yang gagal untuk menginstruksikan bagaimana menggunakan inhaler terhadap pasien.

Dengan begitu banyak inhaler yang berbeda tersedia dan diberikan, sulit bagi orang untuk mengingat cara terbaik untuk mengambil obat yang telah diberikan. Setiap perangkat memiliki teknik yang berbeda tentang bagaimana untuk menggunakannya, sehingga tak heran tingginya jumlah orang tidak mengambil obat mereka dengan benar. Jadi, untuk memastikan bahwa kamu memberikan obat dengan benar pada tubuh kamu sendiri, dokter menyarankan untuk kamu mendapatkan tutorial selama pemeriksaan tahunan.

Selain teknik penggunaan inhaler yang masih belum benar, terlalu mengandalkan pada obat inhaler bagi penderita asma malah bisa membuat asma makin parah. Inhaler atau obat semprot yang mengandung senyawa salbutamol bisa menyebabkan paru-paru melepaskan bahan kimia yang berbahaya serta memicu lebih banyak serangan.

Albuterol juga banyak digunakan pada inhaler yang dijual dengan nama Ventolin, Proventil, dan ProAir. Penelitian Kaninika Basu, dari Ninewells Hospital and Medical School, Skotlandia menunjukkan bahwa asma bisa menjadi semakin parah pada seseorang yang memiliki keturunan asma dan menghirup inhaler yang mengandung albuterol.

Menurut Profesor Bradding dari Leicester University, seperti dikutip dari Telegraph, penderita asma tetap harus menggunakan inhaler bila diperlukan, tapi sebaiknya penggunaannya diatur agar jangan terlalu sering sehingga membuat kondisi makin buruk. Selain itu juga sebaiknya digunakan dengan dosis yang tepat. Hubungi dokter untuk memastikan kamu benar-benar menerima obat yang kamu butuhkan.