Brilio.net - Jika kamu sedang berencana mengganti style berpakaian, sebaiknya jangan sembarangan memilih. Style tidak hanya berurusan dengan penampilan luar saja, sebuah gaya berpakaian ternyata mampu mempengaruhi kondisi psikologis kejiwaanmu. Hah, emang iya?

Sebuah riset yang dilakukan oleh ahli dari Universitas Oxford menyebutkan bahwa gaya Gothic ternyata bisa membuat pemakainya mengalami depresi hingga tiga kali lipat, seperti dikutip brilio.net dari Lancet Psychiatry, Senin (31/8).

Studi ini menyebutkan bahwa remaja berusia 15 tahun dengan style Gothic ternyata sangat rentan dengan depresi. Bahkan ada kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri saat mereka mulai menginjak usia 18 tahun. Meskipun begitu, studi yang dipimpin oleh Lucy Bowes ini belum bisa menjelaskan secara langsung penyebab fenomena ini.

Hasil penelitian tersebut didapatkan dari perbandingan anak lain dalam beberapa kategori. Seperti mereka kelompok yang populer di sekolah, kelompok skateboard, anak-anak yang aktif olahraga, dan yang suka menyendiri. Meskipun semua kelompok ini juga mempunyai risiko depresi, akan tetapi yang paling tinggi adalah mereka yang mempunyai style Gothic.

Gaya Gothic memang sangat mudah dikenali karena warna hitamnya. Meskipun begitu, gaya ini sangat berbeda dengan Emo. Orang yang identik dengan Gothic, mereka mengenakan warna hitam mulai dari makeup, aksesori, dan pakaiannya. Sedangkan anak Emo boleh memakai warna lain tetapi tetap memperlihatkan warna hitam sebagai dominasinya.

Selain itu perbedaan ini semakin terlihat dari selera musiknya. Anak Gothic lebih menyukai musik rock (Gothic Rock atau Goth). Sedangkan Emo memilih hardcore atau singkatan dari Emotional Hardcore. Meskipun begitu, aliran Gothic lebih muncul duluan yakni awal tahun 1980-an. Sedangkan Emo muncul di pertengahan tahun 1990-an.

Kalau kamu suka style yang mana?