Brilio.net - Konon katanya kalau di Indonesia, sebagian ibu percaya bahwa menanam plasenta atau ari-ari bisa melindungi bayinya dari godaan makhluk halus dan yang paling penting nggak rewel. Nah, kalau di Barat beda lagi, sebagian ibu di Barat percaya bahwa memakan plasenta atau ari-ari bayinya berdampak positif bagi mereka seperti mengurangi 'baby blues' dan mempercepat pemulihan pasca melahirkan.

Baru-baru ini seorang ibu asal Inggris malah membuat smoothies atau semacam jus dengan campuran plasenta atau ari-ari. Bahkan, smoothies yang dia buat merupakan bagian dari industri rumahan yang berkembang pesat dalam mempersiapkan plasenta segar untuk wanita yang baru saja menjadi seorang ibu.

Wanita bernama Kathryn Beale ini mengaku bisa membuat minuman smoothies dan kapsul dengan bahan dari plasenta bayi yang baru lahir. Smoothies ini terbuat dari sepotong plasenta seukuran kepalan tangan dicampur dengan buah dan pisang. Untuk minuman dari plasenta, ia mematok harga USD 38 atau sekitar Rp 494.000. Tak hanya itu, dia juga menjual kapsul plasenta dengan harga USD 224 atau sekitar Rp 2,9 juta per packnya.

Namun karena dirasa tidak aman dan tidak higienis, usaha Kathryn pun dipertanyakan instansi kesehatan setempat. Mereka juga merasa smoothies bikinan wanita berusia 41 tahun itu dapat menimbulkan 'risiko kesehatan serius'.

Buat smoothies dari ari-ari bayi, usaha wanita ini dipertanyakan

Ibu dua anak ini sendiri bersikeras bahwa smoothies buatannya sangat aman dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan ibu yang baru melahirkan. "Sebagian besar mamalia memakan plasentanya setelah lahir dan dalam keadaan mentah, ini adalah hal yang normal. Justru manusialah yang aneh karena kita tidak melakukannya," kata Kathryn seperti dikutip brilio.net dari Daily Mail, Minggu (5/4).

Memang sih, manusia sendiri belum secara umum mengonsumsinya. Namun menurutnya, plasenta mengandung zat besi dalam jumlah besar, serta berbagai hormon yang dapat membantu melancarkan produksi ASI dan mengatasi depresi pasca melahirkan. Para ibu (pembeli) juga mengatakan bahwa makan plasenta mereka sendiri telah membantu melancarkan produksi ASI, mengurangi perdarahan pasca persalinan, menstabilkan tekanan darah dan yang terpenting memberikan banyak energi untuk merawat bayi mereka.

Kathryn menjelaskan caranya memperoleh plasenta adalah dari wanita yang akan melahirkan yang ingin memanfaatkan plasentanya, setelah proses kelahiran diusahakan plasenta dalam keadaan dingin dalam kantong es. Biasanya Kathryn akan mengambilnya dalam waktu kurang dari 24 jam, agar plasenta tidak rusak.

"Saya tak sembarangan membuat minuman dari ini karena saya hanya memberikan jasa kepada wanita yang menginginkannya saja. Dan kami pun mengetes plasentanya dulu, kalau kami tahu plasentanya membawa patogen, kami takkan memakainya," terang Kathryn.

Sebelum dijadikan minuman, plasenta dari ibu yang baru saja melahirkan segera dipotong kecil-kecil lalu dimasukkan ke dalam blender dan dicampur dengan buah-buahan, seperti stroberi dan pisang. Jika sang ibu kurang berkenan, plasenta tadi juga bisa diubah menjadi kapsul dengan menggunakan metode tradisional Tiongkok.

Caranya, plasenta diuap dengan lemon, jahe dan cabai, lantas dikeringkan, diubah menjadi bubuk dan dimasukkan ke dalam kapsul. Kapsul ini diklaim dapat mempercepat proses pemulihan pada ibu yang baru melahirkan.

Buat smoothies dari ari-ari bayi, usaha wanita ini dipertanyakan

"Kamu benar-benar tidak bisa merasakan rasa plasenta itu, semua ibu (pembeli) memberitahu saya smoothies tersebut rasanya seperti buah. Karena memang ada jauh lebih banyak buah di setiap smoothies daripada plasentanya," katanya.

Wanita berusia 41 tahun dari Wiltshire County, di South West England ini terlibat dalam placentophagy (penggunaan plasenta untuk dikonsumsi) beberapa tahun yang lalu, setelah bertemu pendiri Independent Placenta Encapsulation Network.

Placentophagy memang sedang populer di kalangan tertentu. Sebut saja para selebriti seperti aktris Hollywood January Jones dan Alicia Silverstone dan penyanyi Atomic Kitten Natasha Hamilton. Mereka diketahui telah mengonsumsi plasenta untuk manfaat kesehatan. Namun sejauh ini masih dilakukan berbagai penelitian lebih lanjut tentang aman atau tidaknya serta manfaat mengonsumsi plasenta bagi para ibu yang habis melahirkan.

Kathyrn pun menghentikan order dari konsumen sampai semuanya mendapat persetujuan. "Saya yakin mereka tidak akan menutup usaha saya karena saya tidak melakukan sesuatu yang berbahaya dan banyak orang di Inggris yang melakukan hal serupa," yakinnya.

Kasus Kathryn kini tengah ditangani pengadilan Swindon, Inggris. Dalam waktu dekat, instansi perlindungan konsumen akan mengunjungi rumah Kathryn dan mengecek apakah Kathryn telah memenuhi standar kebersihan ketika memproduksi smoothies dan pil dari plasenta tersebut.